Dunia Hewan: Ukuran Paus Kelabu Menyusut, Perubahan Iklim Biangnya?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 15 Juni 2024 | 08:00 WIB
Paus kelabu di perairan Oregon, AS. Ukuran spesies ini semakin menyusut, berdasarkan penelitian yang membandingkan antargenerasi. (Courtesy OSU Marine Mammal Institute)

Bahaya Keberlangsungan Ekosistem

Perubahan ini bisa memengaruhi peranan paus kelabu dalam ekosistem laut. Menurut Bierlich, selama ini paus dianggap sebagai penjaga ekosistem laut tetap sehat. "Jika populasi paus tidak berkembang dengan biak, hal ini mungkin berdampak buruk pada lingkungannya sendiri," tuturnya.

Skema ini menunjukkan perbedaan panjang antara paus abu-abu PCFG yang lahir pada tahun 2020 vs yang lahir sebelum tahun 2000. Peneliti OSU menetapkan bahwa paus abu-abu PCFG dewasa yang lahir pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai panjang tubuh dewasa yaitu 1,65 meter (sekitar 5 kaki, 5 inci) lebih pendek dari paus abu-abu yang lahir sebelum tahun 2000. Untuk paus abu-abu PCFG yang tumbuh hingga panjang 38-41 kaki saat dewasa penuh, hal ini menyebabkan hilangnya lebih dari 13% dari total panjangnya. (Courtesy K.C. Bierlich, OSU Marine Mammal Institute)

Studi bertajuk "Modeling individual growth reveals decreasing gray whale body length and correlations with ocean climate indices at multiple" scales ini diterbitkan di jurnal Global Change Biology pada 7 Juni 2024. Penyingkapan penurunan ukuran tubuh paus kelabu ini dipantau dari pengamatan beberapa dekade terakhir.

Data tersebut diperoleh dari laboratorium Geospatial Ecology of Marine Megafauna (GEMM) milik The Marine Mammal Institute, termasuk pemantauan dari drone untuk mengukur ukurannya. Para peneliti membandingkan 103 individu yang ada dari 2016 sampai 2022. Tidak luput, para peneliti juga mengidentifikasi usia dan ukurannya untuk dibandingkan setiap generasi.

Ada pun para peneliti juga meneliti pola lingkungan laut, terutama pada keseimbangan pembalikan massa air (upwelling) dan relaksasi laut. Faktor lingkungan ini memungkinkan dalam pengaturan ketersediaan makanan bagi paus kelabu di Pasifik.

Pembalikan massa air berperan untuk membawa nutrisi yang ada di laut dalam berpindah ke wilayah yang lebih dangkal. Sementara itu, periode relaksasi mempertahankan nutrisi tetap ada di wilayah dangkal, sehingga plankton dan organisme kecil lainnya selalu tersedia.

Para peneliti menemukan, penyebabnya adalah ketidakseimbangan ini. Akibatnya, ekosistem yang menyajikan makanan bagi paus kelabu tidak mendukung.

Meski belum pasti secara spesifik, ketidakseimbangan ini diperkirakan dipengaruhi perubahan iklim. Perubahan iklim diyakini memengaruhi perubahan pada siklus yang ada di Samudra Pasifik di tempat paus kelabu berada.

"Faktor-faktor ini dan faktor-faktor lainnya memengaruhi dinamika keseimbangan pembalikan massa air dan relaksasi di kawasan tersebut," terang Leigh Torres, rekan peneliti dari GEMM Lab.

Agar lebih pasti faktor perubahan iklim ini, Bierlich dan kawan-kawan masih terus melanjutkan studi pada subkelompok paus kelabu di Pasifik Timur Laut. "Ini adalah kumpulan data yang kuat yang memungkinkan kami mendeteksi perubahan kondisi tubuh setiap tahun, jadi kami sekarang memeriksa faktor lingkungan yang mendorong perubahan tersebut," tutur Bierlich.