Nationalgeographic.co.id - No-Trash Triangle Initiative (NTTI) telah meluncurkan proyek "No-Trash River" pada pekan ini. Proyek tersebut bertujuan untuk memasang 20 pembatas di seluruh muara sungai Manado untuk mengurangi secara drastis jumlah sampah plastik yang masuk ke Taman Nasional Bunaken.
Proyek ini dimulai berkat pendanaan dari 3RProMar, yang dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman (BMZ). Proyek dijalankan berkat kemitraan dengan Sekretariat ASEAN.
Tim NTTI meluncurkan proyek ini dengan pemasangan satu pembatas di muara sungai Sario. Desain pembatas ini terinspirasi oleh Plastic Fischer dan akan menghentikan aliran plastik dan memaksanya berkumpul di satu tempat.
Inisiatif ini memiliki rencana ambisius untuk memperluas proyek dan berencana untuk memasang sekodi pembatas di muara sungai-sungai di seluruh Manado. Gabungan dari 20 pembatas ini diproyeksi akan mampu mencegah 250 ton sampah masuk ke laut setiap tahunnya, sehingga membuat perbedaan besar pada lingkungan lokal.
Tim kemudian akan melakukan pengumpulan sampah secara teratur. Mereka juga berencana memproses sampah yang dikumpulkan dengan benar, dengan lebih dari 20% sampah kemungkinan dapat didaur ulang.
NTTI menyadari bahwa polusi plastik di sungai adalah masalah besar global. Diperkirakan, 5,8 juta ton plastik berakhir di sungai kita setiap tahunnya.
Studi menunjukkan bahwa sungai-sungai kecil di perkotaan merupakan sungai paling tercemar. Sungai-sungai yang mengalir melalui Manado langsung masuk ke Taman Nasional Bunaken, taman laut yang ada di Sulawesi Utara.
Polusi plastik tersebut membahayakan ekosistem yang sangat beragam serta kesehatan dan mata pencaharian masyarakat. Oleh karena itu, proyek seperti "No-Trash River" diyakini sangat penting dalam melindungi lingkungan laut kita dari ancaman tersebut.
NTTI menyatakan akan mengambil pendekatan holistik. Tim bekerja tidak hanya untuk menghentikan aliran plastik di sungai itu sendiri, tetapi juga bekerja dengan komunitas lokal untuk mencegah plastik masuk ke sungai dari sumbernya.
Tim NTTI berencana bekerja dengan komunitas lokal dan sekolah. Mereka bakal melibatkan para pemuda dan perwakilan masyarakat untuk bersama-sama membentuk River Gang.
Kelompok advokat ini nantinya diharapkan akan bekerja dengan teman dan keluarga untuk mendidik dan mendorong mereka untuk menjaga lingkungan mereka. Di sisi lain, program No-Trash Triangle Initiative juga menyediakan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai sehingga masyarakat memiliki fasilitas yang tepat untuk membuang sampah mereka.
Baca Juga: Kisah Remaja 15 Tahun Melestarikan Karang Manado, Kini Didukung Mercedes-Benz