Apakah Raja Arthur Benar Nyata dalam Sejarah Abad Pertengahan?

By Sysilia Tanhati, Senin, 15 Juli 2024 | 16:00 WIB
Menurut legenda, Raja Arthur dari Camelot adalah pemimpin heroik di Inggris. Apakah kisahnya benar-benar nyata dalam sejarah Abad Pertengahan? (N. C. Wyeth)

Nationalgeographic.co.id—Menurut legenda, Raja Arthur dari Camelot adalah pemimpin heroik di Inggris. Ia hidup sejak akhir abad ke-5 hingga awal abad ke-6. Kisah Arthur, istananya, dan Ksatria Meja Bundarnya merupakan inti dari kumpulan literatur Abad Pertengahan. Literatur tersebut dikenal sebagai Matter of Britain. Dalam literatur itu, Arthur digambarkan sebagai raja pemberani dan setia yang memimpin Inggris dalam pertempuran melawan penjajah Saxon pada abad ke-6.

Ada banyak sekali karya mengenai Raja Arthur. Namun para sejarawan berdebat selama berabad-abad apakah tokoh dalam sejarah Abad Pertengahan ini benar-benar ada.

Tidak ada catatan sejarah tentang Raja Arthur yang dapat diandalkan

Banyaknya kisah-kisah Arthurian, terutama yang ditulis sejak abad ke-12. Mengutip dari History Fatcs, “Namun tidak ada bukti kontemporer yang ditemukan mengenai periode di mana konon Raja Arthur hidup.”

Referensi paling awal tentang Arthur pertama kali muncul dalam cerita rakyat dan puisi Welsh dan Breton. Tapi referensi tersebut tidak sezaman dengan peristiwa yang mereka gambarkan.

“Y Gododdin,” sebuah puisi Welsh abad ke-7, mencantumkan banyak sifat mengagumkan dari seorang pejuang. Namun puisi itu menyimpulkan, “meskipun dia bukan Arthur.” Para ahli berpendapat bahwa referensi ini mengacu pada seorang pejuang legendaris bernama Arthur yang terkenal pada abad ke-7. Namun hal itu tidak membuktikan bahwa pahlawan tersebut adalah orang yang nyata.

Catatan sejarah Inggris abad ke-6 oleh biarawan Welsh bernama Gildas adalah satu-satunya sumber yang masih ada dari zaman Arthur. Catatan itu merujuk pada seorang pemimpin Inggris yang kuat yang mungkin menjadi pahlawan legenda.

Dalam kisah yang berjudul De Excidio et Conquestu Britanniae, Gildas mengaitkan keberhasilan Pertempuran Mons Badonicus. Pertempuran itu dilaporkan terjadi sekitar tahun 500 M, namun Gildas tidak menyebutkan nama pahlawan penakluk tersebut.

Batas antara fakta dan fiksi kabur

Sejarah Abad Pertengahan sering kali menggabungkan fakta dan fiksi. Jadi referensi tentang Arthur dalam catatan sejarah belum tentu merupakan konfirmasi keberadaannya. Merupakan praktik umum pada saat itu untuk membumbui peristiwa nyata. Hal ini bisa berarti mengubah nama, menambahkan karakter, atau melebih-lebihkan pencapaian pahlawan. Penulis bahkan memasukkan elemen magis untuk menyempurnakan cerita.

Beberapa teks Arthurian bahkan diberi label sebagai “sejarah”. Hal ini semakin mengaburkan perbedaan antara fakta sejarah dan fiksi romantis.

Baca Juga: Temuan 65 Makam Keluarga Kerajaan Zaman Raja Arthur di Inggris

Referensi tentang Arthur muncul di berbagai sumber sejarah Abad Pertengahan, termasuk Historia Brittonum abad ke-9. Juga Annales Cambriae pada akhir abad ke-10. Yang pertama, ditulis oleh ulama Welsh Nennius, mencantumkan 12 pertempuran yang mungkin dilakukan oleh Arthur. Tapi keakuratan sejarahnya masih diperdebatkan. Beberapa pakar berpendapat bahwa pertempuran tersebut mungkin merupakan kompilasi dari berbagai konflik yang melibatkan pemimpin yang berbeda. Jadi bukan pencapaian satu orang.

Baik Annales Cambriae maupun Historia Brittonum menyebutkan kemenangan Arthur di Mons Badonicus. Meski karya mereka muncul berabad-abad setelah Gildas merujuk pada seorang komandan yang tidak disebutkan namanya. Dan karya mereka mungkin dipengaruhi oleh catatan sastra Arthur.

Pada tahun 1136, ulama Welsh Geoffrey dari Monmouth menulis salah satu teks Arthurian paling terkenal, Historia Regum Britanniae. Geoffrey mengaku telah menelusuri sejarah Inggris hingga pendiriannya oleh orang-orang buangan Troya. Ia merangkai kisah menawan para penguasa Inggris mulai dari mitos raja pertama, Brutus dari Troy, pada abad ke-12 SM, hingga raja Welsh Cadwaladr, pada abad ke-7.

Kisah-kisah Geoffrey membantu membentuk legenda Arthurian seperti yang kita kenal sekarang. Termasuk unsur-unsur fantastik seperti Merlin sang penyihir dan pedang ajaib Excalibur. Tapi sebagian besar kisahnya dianggap fiksi.

Arthur mungkin berasal dari mitologi Celtic

Tidak ada bukti bahwa Arthur adalah tokoh sejarah yang nyata. Hal ini membuat beberapa ahli menduga dia mungkin berevolusi dari cerita dewa beruang Celtic. Teori ini didukung oleh kemungkinan asal usul nama Arthur, yang mungkin berasal dari kata Celtic artos, yang berarti “beruang”.

Dalam mitologi Celtic, beruang adalah simbol kekuatan dan kepemimpinan, kualitas yang sering dikaitkan dengan raja legendaris.

Teori lain menyatakan bahwa Raja Arthur mungkin didasarkan pada tokoh yang hidup pada periode setelah penarikan Romawi dari Inggris. Arthur mungkin terinspirasi oleh para pemimpin Romawi-Inggris asli yang berperang melawan penjajah Saxon. Termasuk Aurelianus dan Vortigern. Atau karakter tersebut mungkin merupakan gabungan dari beberapa panglima perang dari masa itu.

Namun tidak satu pun dari identifikasi ini yang dapat disimpulkan. Namun nama panggilan Aurelianus adalah “beruang” karena tunik militernya terbuat dari kulit beruang. Dan beberapa orang berteori bahwa kisah Arthur berevolusi dari Aurelianus.

Tidak ada bukti arkeologi Arthur yang ditemukan

Selain kurangnya catatan sejarah, juga tidak ada bukti arkeologis pasti yang menghubungkan tokoh sejarah mana pun dengan kisah Arthurian.

Beberapa situs bersejarah yang nyata, seperti Kastil Tintagel, tempat Arthur dikatakan dilahirkan, telah dikaitkan dengan legenda tersebut. Penggalian di situs-situs ini menemukan artefak dari periode waktu yang sesuai dengan kisah Arthur. Tapi tidak ada bukti fisik keberadaannya yang ditemukan.

Dan beberapa tempat yang disebutkan dalam legenda Arthurian, seperti lokasi Pertempuran Mons Badonicus, masih belum diketahui. Namun sejarawan kontemporer percaya bahwa tempat tersebut adalah situs nyata.

Sastra Arthurian terus berkembang dan berkembang sepanjang Abad Pertengahan. Tapi tema, peristiwa, dan karakternya sangat bervariasi dari satu teks ke teks lainnya. Jadi tidak ada satu pun versi kanonik dari cerita Arthur.

Kisah-kisah Raja Arthur dan kerajaannya mengalami kebangkitan popularitas di Inggris era Victoria, menambah kedalaman dan keluasan legenda tersebut. Berkat karya sastra dan adaptasi yang tak terhitung jumlahnya untuk teater, film, televisi, dan media lainnya, legenda tersebut tetap dikenal hingga hari ini. Terlepas dari apakah Raja Arthur yang sebenarnya pernah ada atau tidak.