Kenapa Kerap Terjadi Upaya Pembunuhan Presiden AS dalam Sejarah Dunia?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 18 Juli 2024 | 12:00 WIB
Penembakan Presiden Abraham Lincoln di Ford's Theater pada 14 April 1865. Lincoln menjadi presiden pertama AS yang dibunuh. Upaya pembunuhan terhadap presiden AS kerap terjadi, namun apa penyebabnya? (Gibson & Co./Public Domain)

Rachel Kleinfield, peneliti kekerasan politik dari Carnegie Endowment for International Peace berpendapat di Journal of Democracy. Ia menulis, kekerasan menjadi lebih umum di negara-negara yang memiliki pemilihan yang sangat kompetitif untuk menggeser keseimbangan politik.

Kompetisi politik ini melibatkan partisan yang menjadi identitas sosial bagi masyarakat, terutama ketika ada kendala lembaga yang lemah dalam menangani kekerasan.

Bruce Hoffman dan Jacob Ware menulis di War on the Rocks dengan pendapat, pembunuhan politik menjadi lebih umum belakangan karena munculnya "akselerasionisme". Istilah ini mengacu pada upaya yang disengaja untuk memicu kekacauan politik dan mempercepat perubahan politik. Strategi ini sangat menonojol di kalangan ekstremis.

Akses senjata yang mudah di AS

Seringnya kasus penembakan di AS juga berhubungan dengan mudahnya akses mendapatkan senjata api. Pada upaya pembunuhan terhadap Trump, pelaku menggunakan senjata api rifle semi-otomatis AR-15. 

Todd Frankle, jurnalis Washington Post dalam wawancara di NPR, mengatakan bahwa AR-15 adalah senjata yang sangat populer, terutama dalam keramaian orang. Dia memperkirakan satu dari 20 pemilik senjata api di AS memiliki AR-15. Senjata ini juga sering digunakan dalam ragam kasus penembakan massal yang kerap mewarnai AS.

Bagi pendukung paham politik sayap kanan, AR-15 menjadi "senapan perang revolusioner" dan menjadi "simbol kebebasan". Senjata ini dipromosikan sebagai memusuhi kalangan kiri di AS, terang Frankle.

Sejarah dunia mencatut, kepemilikan senjata api sudah mendarah daging dalam masyarakat AS dan kerap diperdebatkan. Kemudahan akses mendapatkan senjata api untuk pribadi dijamin sebagai hak dalam Amandemen Kedua Konstitusi Amerika Serikat.

Hari ini, diperkirakan sepertiga orang dewasa di AS memiliki senjata api secara pribadi. Survei Pew Research Center pada September 2023 mengungkapkan, 61 persen masyarakat AS merasa terlalu mudah untuk mendapatkan senjata api secara legal.

Dalam survei yang sama, enam dari 10 orang dewasa di AS menginginkan peraturan senjata api yang lebih ketat. Hal itu tentu berhubungan dengan keselamatan masyarakat. Sebab, kemudahan akses dapat menyebabkan maraknya penyalahgunaan senjata api seperti penembakan massal.