SayaPilihBumi: Suara Panggilan Merawat Semesta Alam dari Palmerah

By Ade S, Sabtu, 3 Agustus 2024 | 15:03 WIB
Wisnu Nugroho, Davina Veronica, Suparno Jumar, Muhammad Febryansyah, dan Ramon Yusuf Tungka dalam acara Palmerah Yuk: Selaras Semesta Merawat Rumah Bersama, di Bentara Budaya Jakarta (2 Agustus 2024). (Aga Akbel Pratama)

Intisari-Online.com - Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, di mana konsumsi menjadi raja, sebuah percakapan mendalam tentang keberlangsungan hidup planet Bumi menjadi semakin relevan.

Dalam acara bertajuk "Palmerah Yuk: Selaras Semesta Merawat Rumah Bersama" yang digelar di Bentara Budaya Jakarta pada 2 Agustus 2024, para pembicara yang berdedikasi untuk melindungi lingkungan menyuarakannya.

Acara yang dimoderatori oleh Editor at Large SayaPilihBumi Ramon Yusuf Tungka ini menghadirkan beragam perspektif dari para aktivis lingkungan yang memiliki bidang berbeda.

Davina Veronica, seorang model sekaligus aktivis satwa, menyoroti pentingnya keseimbangan ekosistem. Ia menekankan bahwa kini manusia sebagai penerima manfaat terakhir dari alam, justru menjadi spesies yang paling rentan.

"Bumi itu bertumpu pada keseimbangan. Seharusnya tidak ada satu spesies pun yang dominan karena saling terhubung dan mempengaruhi juga memiliki peran masing-masing," tegas Davina.

Sementara itu, Muhammad Febryansyah dari Naphak Bumi mengajak semua orang untuk mulai bisa melihat sampah sebagai aset, bukan sebagai beban. 

Ebi, panggilan akrabnya, berhasil mengubah pandangan masyarakat tentang sampah melalui bisnisnya yang inovatif, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang.

"Sampah adalah aset. Karena gue hidup dari sampah," ungkap Ebi.

Dalam kesempatan yang sama, Suparno Jumar, seorang aktivis lingkungan dari River Defender, menyuarakan keprihatinannya terhadap kualitas air yang semakin menurun. Pria yang akrab disapa Pakde Parno tersebut juga menghubungkan masalah air dengan isu-isu lain seperti ketahanan pangan, kesehatan, dan kejahatan.

"Kegelisahan saya adalah ketika sumber air kita tercemar. Butuh teknologi yang semakin canggih untuk mengelola air jika ini terus dibiarkan," ujar Pakde Parno.

Konsumsi berlebihan

Salah satu isu utama yang dibahas dalam acara ini adalah konsumsi berlebihan. Ramon menyebut era sekarang sebagai era antroposen, di mana aktivitas manusia telah mengubah wajah Bumi secara signifikan.

"Kita sudah overconsumption. Kita jadi biasa saja melihat baju, sarung, dan lainnya itu di sungai atau laut," ungkap Ramon.

Para pembicara pun sepakat bahwa perubahan gaya hidup menuju konsumsi yang lebih bijak adalah kunci untuk menyelamatkan planet. Davina menyarankan untuk mengurangi gaya konsumerisme dan lebih sering menggunakan barang bekas yang masih layak pakai.

"Selama barang itu masih layak pakai, why not," ujar Davina yang mengaku suka untuk menggunakan pakaian dari rekan-rekannya yang sudah tidak lagi terpakai.

Ramon menambahkan, "Alangkah lebih bijak kita bisa mengontrol konsumsi barang. Kalau bisa diperbaiki, ya, kenapa enggak." Ia juga mengapresiasi inisiatif beberapa merek yang menawarkan layanan perbaikan dan daur ulang produk.

Acara ini juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam mengatasi masalah lingkungan. Ebi menginisiasi Perkumpulan Pelestari Indonesia (PPI) untuk merangkul para pelaku bisnis berbasis lingkungan.

"Jangan sampai yang besar semakin besar, yang kecil enggak diajak. Padahal kita perlu merangkul pemilik bisnis berbasis lingkungan," jelasnya.

Sementara itu, Pakde Parno menekankan pentingnya membangun orkestrasi di mana semua pihak dapat bekerja sama secara harmonis. "Harus ada konduktor yang bisa memaksimalkan talenta-talenta sesuai dengan kapasitasnya tanpa mengurangi peran," ujarnya.

Kekuatan kecil nan masif

Di akhir acara, para pembicara memberikan pesan penutup yang menginspirasi. Davina mengajak semua orang untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.

"Yang pasti harus ditumbuhkan terlebih dahulu kepedulian dari masing-masing pribadi. Karena setiap pribadi punya kemampuan melakukan perubahan," ujarnya.

Ebi menekankan pentingnya sirkular ekonomi sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat ekonomi bawah. Sementara itu, Pakde Parno mengajak semua pihak untuk terus berupaya mencari solusi atas masalah lingkungan.

Wisnu Nugroho Pemimpin Redaksi Kompas.com memberikan apresiasi atas meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan. Ia juga menyoroti pentingnya menghubungkan berbagai inisiatif yang ada.

Ramon kemudian menutup acara dengan pesan yang sederhana namun penuh makna: "Kekuatan kecil yang dilakukan terus-menerus bisa memberikan dampak yang masif."