Beragam Makna di Balik Kisah Kotak Pandora dalam Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Selasa, 20 Agustus 2024 | 15:59 WIB
Kisah Kotak Pandora dalam mitologi Yunani bukan sekadar kisah peringatan tentang rasa ingin tahu. Ternyata, ada beragam makna di balik kisah itu. (John William Waterhouse)

Selain rasa ingin tahu yang berdosa, elemen kunci dalam kisah Pandora dalam mitologi Yunani tidak lain adalah harapan. Harapan juga merupakan hal yang paling misterius. Harapan biasanya dilihat sebagai hal yang positif. Harapan adalah keadaan pikiran optimis yang memotivasi orang untuk terus maju di saat-saat tersulit.

Namun, dalam mitos Pandora, harapan dianggap sebagai kutukan. Harapan terperangkap di dalam guci yang berisi semua kejahatan. Pada akhirnya, harapan menjebak manusia dalam siklus kesengsaraan dan perjuangan yang tak pernah berakhir.

Jika harapan itu jahat, apakah keputusasaan itu positif? Jawaban atas pertanyaan yang membara ini mungkin dijawab oleh paduan suara dalam Prometheus Bound karya Aeschylus.

Dalam dramanya, Aeschylus mengubah narasi dengan membuat Titan yang dermawan menawarkan dua hadiah kepada manusia: api dan harapan. Yang terakhir tampaknya paling membuat marah para dewa; harapan adalah manfaat yang lebih besar bagi manusia daripada api. Api mungkin membantu mereka maju dalam hidup, tetapi harapan membuat mereka terus maju bahkan setelah kemajuan mereka terhenti.

Kotak Pandora dan hadiah kehancuran

Mungkin, pelajaran terpenting dari kotak Pandora adalah perlunya skeptisisme terhadap hadiah yang tak terduga. “Doron” (hadiah) Pandora adalah guci penuh kejahatan. Guci dipersembahkan kepada Prometheus dan Epimetheus sebagai persembahan dari para dewa yang murah hati. Mereka menerimanya ke rumah mereka dan hasilnya sangat buruk. Hadiah itu adalah hukuman terselubung, hadiah kehancuran.

Hadiah kehancuran adalah kiasan umum dalam mitologi Yunani. Dalam Odyssey karya Homer dan Aeneid karya Virgil, kita belajar tentang rencana licik Odysseus yang mengakhiri Perang Troya. Raja Ithaca dilaporkan telah meminta tukang kayu utama Epeius untuk membangun kuda kayu berongga.

Cerita kebohongan soal peristiwa kuda troya ini menjadi legenda dan salah satu yang paling kolosal dalam sejarah dunia. (Henri Motte)

Kuda raksasa itu akan menjadi kendaraan orang Yunani kuno untuk memasuki kota bertembok Troy dan menjemput Helen. Mereka akan meninggalkannya di gerbang Troya, berpura-pura mereka meninggalkan perang dan bahwa kuda itu adalah persembahan perdamaian. Pada saat taktik seperti itu jarang terjadi, rencana Odysseus berhasil. Pasukan Yunani kuno memasuki kota pada siang hari dan menyerang saat hari sudah gelap dan orang Troya sedang tidur. Sama seperti Kuda Troya, Kotak Pandora merupakan hadiah kehancuran.

Mitos Pandora juga merupakan kisah peringatan untuk mengundang orang asing ke rumah seseorang. Philoxenia (keramahtamahan) merupakan adat istiadat suci di Yunani kuno. Baik tuan rumah maupun tamu harus mengikuti daftar aturan yang panjang. Pada saat tidak ada penginapan, menolak pengelana masuk ke rumah merupakan tindakan yang tidak sopan. Pada saat yang sama, tamu diwajibkan untuk menghormati tuan rumah dan tidak menjadi ancaman atau beban bagi mereka.

Dalam Odyssey, kita melihat Odysseus merebut kembali kerajaannya dari sekelompok pengunjung yang tidak sopan. Demikian pula, mitos Pandora mengingatkan kita untuk berhati-hati saat mengundang orang ke rumah kita. Kunjungan Hermes yang tak terduga ke kediaman Prometheus tampak tidak berbahaya pada awalnya. Namun kunjungan itu berakhir dengan dewa yang meninggalkan hadiah kehancuran.