Kisah itu dijelaskan dalam syair epik yang hilang, Aethiopis. Karya ini diyakini ditulis oleh Arctinus dari Miletus, melanjutkan kisah Perang Troya setelah peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam Iliad karya Homer.
Meskipun Aethiopis sendiri sudah tidak ada lagi, fragmen dan ringkasannya masih ada. Aethiopis memberikan gambaran sekilas tentang duel epik antara kedua prajurit legendaris ini.
Penulis-penulis selanjutnya, seperti Quintus dari Smyrna dalam Posthomerica-nya, juga menceritakan pertempuran terkenal ini.
Ditulis sekitar abad ke-3 Masehi, kisah ini menggambarkan Memnon mencapai Troya tepat saat para pemimpin kota sedang mendiskusikan penyerahan diri kepada orang-orang Yunani yang tangguh.
Sampai saat itu, orang-orang Troya menderita kerugian besar di tangan musuh-musuh mereka, khususnya Achilles. Ia telah membunuh Hector, putra tertua raja, dan Penthesileia, putri Ares dari Amazon.
Ketika Memnon akhirnya tiba, orang-orang Troya mendapatkan dorongan moral yang sangat dibutuhkan.
Raja Priam menawarkan untuk mengadakan pesta untuk menghormatinya, tetapi Memnon menolak. Ia mengatakan bahwa ia lebih suka beristirahat dengan baik untuk pertempuran hari berikutnya.
Mendengar itu, Memnon bangkit, pamit dan pergi "ke tempat tidur yang merupakan tempat terakhirnya beristirahat."
Pertarungan jarak dekat
Keesokan harinya, pasukan gabungan Troya dan Ethiopia bergegas keluar dari gerbang Troy dan menghadapi pasukan Yunani dalam pertarungan jarak dekat yang berdarah.
Baca Juga: Mitologi Yunani: Simbolisme dan Ikonografi Zeus Sang Pengendali Alam