The Haunting of Athenodorus, Kisah Hantu Pertama Zaman Yunani Kuno

By Ricky Jenihansen, Kamis, 26 September 2024 | 12:00 WIB
Ilustrasi rumah hantu (kanan) dan penggambaran kisah hantu pertama di Yunani kuno, yaitu kisah Athenodorus. (Henry Justice Ford/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Kisah "The Haunting of Athenodorus" adalah salah satu cerita hantu paling awal yang tercatat, berasal dari masa-masa awal Romawi di Yunani Kuno.

Kisah yang benar-benar memikat ini, termasuk roh dan penampakan, pertama kali didokumentasikan oleh penulis Romawi Pliny the Younger.

Pliny the Younger adalah seorang pejabat dan penulis Romawi, yang terkenal karena surat-suratnya yang merupakan sumber penting bagi sejarah Romawi.

Narasi ini memberi kita pandangan langsung yang luar biasa ke dalam dunia supranatural Yunani kuno dan Romawi kuno, serta kepercayaan dan takhayul yang mengelilingi topik cerita hantu di Yunani kuno dan masa-masa akhir Romawi.

Kisah Athenodorus adalah kisah hantu pertama di Yunani kuno

Athenodorus Cananites adalah seorang filsuf Stoa dari abad ke-1 SM. Ia melakukan perjalanan ke Kota Athena untuk mencari tempat tinggal. Selama pencarian rumahnya, Athenodorus menemukan sebuah rumah yang sangat besar tetapi harganya cukup murah.

Kesenjangan antara ukuran dan harga ini membuatnya tertarik. Namun belakangan Athenodorus mengetahui fakta bahwa rumah ini dikabarkan berhantu.

Hal itulah yang kemudian membuat rumah itu dijual dengan harga murah. Meski demikian, Athenodorus tidak peduli dengan hal tersebut.

Tanpa terpengaruh oleh peringatan penduduk setempat yang menyarankannya untuk tidak tinggal di sana, Athenodorus memutuskan untuk menyewa properti itu, karena penasaran dengan misteri yang menyelimutinya.

Pada malam pertamanya di rumah itu, Athenodorus menenangkan diri dan memutuskan bahwa inilah saat yang tepat baginya untuk menulis. Ia kemudian bertekad untuk fokus pada pekerjaannya meskipun suasananya mencekam dan rumor yang beredar tentang hantu di rumah tersebut.

Seiring berjalannya malam, Athenodorus mulai mendengar suara rantai berderak dari kejauhan.Semakin lama, suaranya semakin keras dan dekat. Sehingga tampaknya suara itu berada tepat di luar pintunya. Narasi awal cerita tersebut memang tampak seperti sebuah kisah hantu dari Yunani kuno.

Baca Juga: Corinth, Kota Yunani Kuno yang Kesohor dengan Praktik Pelacuran Suci

Jadi bayangkan bagaimana perasaan Athenodorus pada malam pertamanya di properti itu. Di satu sisi ia penasaran, namun di sisi lain ia merasa sedikit takut dengan suara-suara menyeramkan itu.

Athenodorus lantas mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi. Hingga kemudian saat dia berbalik, Athenodorus mendapati penampakan hantu seorang pria tua yang dirantai.

Pria tua itu kemudian mengikuti Athenodorus ke setiap ruangan yang dia datangi. Namun demikian, Athenodorus sepertinya tetap tenang dan tidak takut. Ia bahkan memberi isyarat kepada hantu itu untuk menunggu agar ia dapat melanjutkan tulisannya. Cerita itu menjadi semakin menyedihkan, lebih menyerupai film horor modern daripada cerita hantu polos yang berlatar zaman Yunani kuno.

Hantu itu, yang semakin tidak sabar dan terganggu oleh reaksi tenang tamu rumah itu, menggoyangkan rantainya di atas kepala Athenodorus. Hal ini membuat Athenodorus menyadari bahwa sosok ini, apa pun itu, serius ingin membuatnya takut.

Karena itu, dia memutuskan untuk mengikutinya. Hantu itu menuntun filsuf itu ke halaman, di sana ia tiba-tiba dan tanpa peringatan apa pun menghilang begitu saja.

Keesokan paginya, karena terganggu oleh kejadian malam sebelumnya, Athenodorus pergi untuk menandai tempat hantu itu menghilang dan memberi tahu hakim setempat.

Pihak berwenang Athena memutuskan untuk menindaklanjuti informasi tersebut dan setelah menggali area tersebut, mereka menemukan kerangka seorang pria yang diikat dengan rantai. Jenazahnya kemudian dimakamkan dengan layak, dan hantu tersebut tidak pernah muncul lagi.

Pliny the Younger adalah seorang pejabat dan penulis Romawi. (The Collector)

Makna dari kisah Athenodorus

Kisah hantu kuno ini berfokus pada beberapa komponen utama kepercayaan Yunani tentang akhirat dan hal-hal gaib. Kepercayaan tersebut masih kita anggap rasional hingga saat ini.

Arwah gelisah dari pria tua yang dirantai menunjukkan bahwa kisah hantu di Yunani dan Romawi kuno tidak lebih dari sekadar kisah tentang arwah orang-orang yang meninggal secara tidak adil atau tidak diberi upacara pemakaman yang layak.

Orang-orang Yunani percaya bahwa jiwa-jiwa yang putus asa ini tidak dapat menemukan kedamaian di akhirat, sesuatu yang diyakini oleh banyak orang di berbagai peradaban hingga saat ini.

Kisah tersebut juga menekankan perlunya untuk tetap bersikap masuk akal dalam menghadapi rasa takut dan hal-hal yang tidak terduga. Seperti yang terlihat dari respons Athenodorus yang tenang dan sistematis terhadap hantu tersebut.

Dalam kisah hantu Yunani kuno yang menarik ini, kita melihat dasar-dasar filsafat Stoa, yang menekankan pentingnya akal sehat dan pengendalian emosi atas irasionalitas dan rasa takut.

Lebih jauh, cerita tersebut menunjukkan betapa pentingnya orang Yunani kuno dalam memikul tanggung jawab mereka untuk menghormati orang yang meninggal dan memastikan bahwa tradisi pemakaman yang benar harus diikuti.

Karena telah mengubur kerangka tersebut dengan benar, Athenodorus dan para hakim akhirnya menenangkan jiwa yang gelisah itu, dan secara efektif mengakhiri cerita hantu tersebut.