Bukan Tiongkok, Kue Keberuntungan Ternyata Berasal dari Jepang

By Sysilia Tanhati, Selasa, 1 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Sebagian orang Amerika mengasosiasikan kue keberuntungan ini dengan restoran Tiongkok dan budayanya. Namun kue ini sebenarnya lebih mudah dilacak ke Jepang abad ke-19 dan Amerika abad ke-20. (Pablo Jimeno/Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Dari mana kue keberuntungan berasal dan bagaimana kue ini menjadi begitu umum di Amerika Serikat?

Di banyak restoran, para tamu biasanya menerima hadiah kecil bersama cek mereka. Entah itu permen mint atau cokelat. Namun, di banyak restoran Tiongkok di seluruh Amerika Serikat, para pelanggan mendapatkan sesuatu yang sedikit berbeda. Mereka mendapatkan kue berbentuk Pac-Man dengan rasa vanila yang berisi selembar kertas seukuran jari. Kertas itu biasanya berisi ramalan atau pepatah yang singkat.

Sebagian orang Amerika mengasosiasikan kue keberuntungan ini dengan restoran Tiongkok dan budayanya. Namun kue ini sebenarnya lebih mudah dilacak ke Jepang abad ke-19 dan Amerika abad ke-20.

Dari Kyoto ke California

Sejak tahun 1870-an, beberapa toko penganan di dekat Kyoto menjual biskuit dengan bentuk lipatan. Secarik kertas ramalan diselipkan di lipatan, alih-alih bagian dalamnya yang berongga. “Kue ini disebut tsujiura senbei atau petasan keberuntungan,” menurut Jennifer Lee. Ia adalah penulis The Fortune Cookie Chronicles: Adventures in the World of Chinese Food. Buku tersebut menceritakan sejarah kue keberuntungan yang terkenal.

Penganan Jepang tersebut lebih besar dan lebih gelap. “Dibuat dengan wijen dan miso, bukan vanili dan mentega yang digunakan untuk membuat kue keberuntungan di restoran Tiongkok di Amerika,” ungkap Lee

Peneliti Yasuko Nakamachi menemukan kue ini di toko roti keluarga di dekat kuil Shinto yang populer di luar Kyoto pada akhir 1990-an. Toko kue itu sudah ada sejak beberapa dekade. Nakamachi juga menemukan buku cerita dari tahun 1878 dengan ilustrasi seorang pekerja yang bekerja di toko senbei. Ia membuat tsujiura senbei, bersama dengan jenis kue lainnya.

Kue keberuntungan tersebut kemungkinan besar tiba di Amerika Serikat bersama dengan imigran Jepang yang datang ke Hawaii dan California. Mereka datang antara tahun 1880-an dan awal tahun 1900-an. Pembuat roti Jepang membuka toko di tempat-tempat seperti Los Angeles dan San Francisco. Mereka membuat miso dan biskuit rasa wijen yang menyerupai kue keberuntungan, di antara berbagai camilan lainnya.

Tsujiura senbei (Japan Kuru)

Salah satu cerita asal-usul kue keberuntungan Amerika yang paling sering diceritakan menyebutkan Japanese Tea Garden di Golden Gate Park, San Francisco, sebagai restoran Amerika pertama yang menyajikan camilan tersebut.

Tea Garden mendapatkan kue mereka dari toko roti lokal Benkyodo. Benkyodo mengeklaim telah memelopori rasa vanila dan mentega. Mereka juga menemukan mesin sekitar tahun 1911 untuk memproduksi kue secara massal. Namun, kata Lee, beberapa sumber lain juga mengeklaim telah menemukan kue tersebut sekitar waktu yang sama. “Ada toko permen Fugetsu-Do di Little Tokyo, produsen makanan ringan Umeya, dan Hong Kong Noodle Company,” ujar Lee. Ketiga bisnis itu dijalankan imigran di Los Angeles.

Baca Juga: Singkap Asal-usul Kue Bulan, Kudapan Manis yang Membebaskan Tiongkok

Penahanan orang Jepang menyebabkan pergeseran

Bagaimana kue keberuntungan berpindah dari toko roti Jepang ke restoran Tiongkok? Preferensi makanan Amerika kemungkinan besar berperan.

Para emigran Jepang di Amerika Serikat pada pergantian abad ke-20 tidak dapat membuka restoran Jepang. Menurut Lee, hal ini disebabkan karena orang Amerika tidak ingin makan ikan mentah.

“Jadi dalam banyak kasus, mereka membuka restoran Tiongkok karena mereka sedang mengalami kebangkitan besar dengan chop suey, chow mein, egg foo young.” Dan kegemaran orang Amerika untuk hidangan penutup dapat menjelaskan mengapa banyak dari restoran ini mulai menawarkan kue keberuntungan. Kue itu biasanya diberikan bersamaan dengan tagihan.

Namun, kue keberuntungan akhirnya jatuh ke tangan produsen Tionghoa Amerika selama Perang Dunia II. Jepang mengebom Pearl Harbor pada 1941 dan Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan relokasi dan penahanan orang Jepang Amerika. Hal ini membuat bisnis Jepang di Amerika mulai tutup. Termasuk toko roti yang pernah membuat kue keberuntungan. Peristiwa ini memberi pengusaha Tionghoa Amerika kesempatan untuk memproduksi dan menjualnya.

Lebih dari 100 tahun kemudian, kue keberuntungan tetap menjadi bisnis besar. Wonton Food yang berkantor pusat di New York, produsen kue keberuntungan terbesar, memproduksi lebih dari 4 juta kue setiap hari. “Dengan perkiraan 3 miliar kue diproduksi setiap tahunnya,” tulis Lee.

Dari satu restoran Tiongkok ke restoran Tiongkok lainnya, kue keberuntungan menyebar dari San Francisco dan Los Angeles ke seluruh negeri. Akhirnya, kue ini menjadi jauh lebih populer dan terkenal daripada nenek moyang mereka di Jepang.

Saat ini, Anda masih dapat menemukan kue keberuntungan yang dibuat secara tradisional di beberapa tempat di Jepang. Misalnya di kawasan sekitar Kuil Fushimi Inari di Kyoto. Beberapa pemilik toko yang dikelola keluarga menegaskan bahwa tsujiura senbei adalah hasil produksi dalam negeri.

“Jenis senbei ini telah ada sejak akhir periode Edo,” kata Masakiyo Go dari Souhonke Inariya, yang kakeknya mendirikan toko tersebut.

Kue keberuntungan mungkin telah berpindah dari Jepang ke Amerika Serikat. Tetapi Anda tidak akan menemukannya di meja restoran di Jepang. Sebaliknya, orang-orang pergi ke toko-toko khusus dan membawanya pulang untuk dinikmati dengan teh atau kopi.