Mission Blue: Berseminya Harapan Baru di Nusa Penida

By National Geographic Indonesia, Jumat, 4 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida merupakan rumah bagi 296 spesies karang dan 576 spesies ikan karang, termasuk salah satu populasi pari manta terbesar di dunia. (ROLEX)

Pun, CTC turut mendorong warga untuk turut berpartisipasi dalam upaya pemulihan ini. Sebagai bagian dari inisiatif reforestasi besar-besaran, mereka telah berhasil menanam lebih dari 10.000 bibit mangrove. 

Baca Juga: Coral Triangle, Ibu Kota Kehidupan Para Makhluk Laut di Asia

Petani rumput laut Ni Nyoman Seruni memanen rumput laut di kawasan budidaya Satya Posana Nusa di Nusa Lembongan, Indonesia. (ROLEX)

Kebersamaan menjadi inti dari upaya Djohani dan Sanjaya, termasuk melibatkan kelompok pemuda dalam proyek restorasi terumbu karang. Di Nusa Penida, terumbu karang memiliki arti penting untuk global, bukan hanya karena kekayaaan ragam hayatinya tetapi juga terumbu karang ini relatif tahan terhadap dampak perubahan iklim dan pemanasan laut.

Para ilmuwan meyakini bahwa fenomena ini mungkin terkait dengan arus laut dalam yang membawa air dingin dan kaya nutrisi. Terumbu karang Nusa Penida bisa menjadi kunci dalam memberikan wawasan penting untuk konservasi karang di seluruh dunia.

Untuk mendukung pemulihan dan meningkatkan ketahanan terumbu, proyek ini telah memasang lebih dari 400 struktur di dasar laut yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya karang baru. Mereka juga telah mentransplantasikan 6.000 fragmen karang ke area seluas 240 meter persegi dari terumbu yang rusak.

Anggota tim Coral Triangle Center Tabitha Rudang dan Evi Nurul Ihsan menyelam untuk memantau kesehatan terumbu karang di lepas pantai Nusa Lembongan di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. (ROLEX)

Anggota tim Coral Triangle Center Tabitha Rudang, Wira Sanjaya dan Rili Djohani menyiapkan peralatan untuk survei kesehatan terumbu karang di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. (ROLEX)

Djohani dan timnya memahami bahwa agar konservasi laut dapat berkelanjutan dan memotivasi masyarakat dalam jangka panjang, upaya ini harus menjadi bagian integral dari budaya lokal.

Terinspirasi oleh wayang, tradisi yang telah berusia ratusan tahun, mereka menciptakan sebuah pertunjukan bertema laut dengan boneka wayang yang dibuat dengan indah. Dengan memanfaatkan kekayaan seni tradisi, mereka mengajak masyarakat untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan isu-isu kontemporer melalui lensa budaya.

Saat ini, Rolex dan Mission Blue mendukung Djohani dan Sanjaya dalam upaya mereka untuk meningkatkan kesadaran tentang MPA. Upaya ini sekaligus membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai target perlindungan 30 persen dari perairannya—sekitar 97,5 juta hektare. Keduanya mendukung para pelestari lainnya dalam mendirikan dan memperkuat MPA di seluruh Segitiga Karang di wilayah lainnya. Melalui keterlibatan wisatawan, program mereka berhasil menciptakan suara global yang mendukung perlindungan Nusa Penida.

Pertunjukan Wayang Samudra di dekat Mangrove Center Lembongan di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Indonesia. (ROLEX)

Selama hampir satu abad, Rolex telah menjadi pendukung setia para penjelajah dan perintis yang mendorong batas-batas kemampuan manusia. Kini, perusahaan ini telah bertransformasi dari sekadar mendukung eksplorasi untuk penemuan, kini menjadi melindungi planet kita. Rolex berkomitmen jangka panjang untuk mendukung individu dan organisasi yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam merancang solusi untuk tantangan lingkungan masa kini.

Sejak peluncuran Perpetual Planet Initiative pada 2019, Rolex telah berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Inisiatif ini memfokuskan diri pada berbagai upaya, mulai dari penghargaan bagi individu yang memberikan kontribusi besar melalui Rolex Awards for Enterprise, hingga menjaga lautan bersama Mission Blue. Tak hanya itu, mereka juga menggali lebih dalam tentang perubahan iklim melalui program-program jangka panjang bersama National Geographic Society.