Bukan Everest, Inilah Gunung Paling Mematikan di Dunia bagi Para Pendaki

By Utomo Priyambodo, Senin, 14 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Gunung Annapurna adalah gunung paling mematikan di dunia bagi para pendaki. Mengapa demikian? (Vyacheslav Argenberg/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Lebih dari 310 orang diketahui telah meninggal saat mencoba mendaki Gunung Everest sejak tahun 1920-an. Meskipun itu adalah jumlah kematian absolut tertinggi dari semua gunung di Bumi, perlu dipertimbangkan bahwa Everest menarik lebih banyak pendaki gunung ketimbang gunung terkenal lainnya.

Jika Anda melihat tingkat kematian per ekspedisi, sebagaimana dikutip IFLScience, sejumlah gunung dapat dianggap jauh lebih mematikan daripada Gunung Everest.

Statista telah mengolah data dari Himalayan Database dan Mountain IQ untuk menyusun gambaran gunung paling berbahaya di dunia dalam hal kematian setiap ekspedisi. Analisis difokuskan pada apa yang disebut "Delapan ribu," empat belas gunung yang tingginya lebih dari 8.000 meter (26.247 kaki) di atas permukaan laut, yang semuanya berada di pegunungan Himalaya dan Karakoram di Asia.

Puncak utama pegunungan Annapurna adalah yang paling mematikan dari semua gunung dalam hal tingkat kematian. Sejak tahun 1900, diperkirakan 72 kematian telah terjadi dari 244 ekspedisi, yang berarti tingkat kematiannya sebesar 29,5 persen.

Annapurna terletak di Provinsi Gandaki di Nepal utara-tengah. Dengan ketinggian 8.091 meter (26.545 kaki), gunung ini hanya merupakan gunung tertinggi kesepuluh di dunia.

Meskipun demikian, gunung ini terkenal sulit ditaklukkan. Annapurna pertama kali didaki pada tahun 1950, dan hanya 365 orang yang telah mencapai puncaknya hingga tahun 2022.

Salah satu alasan utama mengapa gunung ini sangat berbahaya adalah iklimnya yang tidak dapat diprediksi, yang dapat membuat gunung berbahaya ini rentan terhadap longsoran salju.

Data statistik deretan gunung paling mematikan di dunia berdasarkan tingkat kematian per ekspedisi. (Statista)

Tidak jauh di belakangnya adalah Kangchenjunga, yang memiliki tingkat kematian sebesar 29,1 persen. Terletak di perbatasan Nepal dan India, gunung ini merupakan gunung tertinggi ketiga di dunia dengan ketinggian 8.586 meter (28.169 kaki).

Berikutnya adalah K2 dengan tingkat kematian 22,9 persen. Dengan ketinggian 8.611 meter (28.251 kaki), ini merupakan gunung tertinggi kedua di bumi. Meskipun sedikit lebih pendek dari Everest, Gunung K2 ini lebih berbahaya bagi para pendaki daripada Gunung Everest karena cuacanya yang sangat buruk. Selain itu, gunung ini juga menyimpan risiko besar dari jatuhnya batu dan longsor.

Rangkaian Pegunungan Annapurna dengan puncak-puncaknya. (Solundir/Wikimedia Commons)

Baca Juga: Hari Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia Sungguh Mengerikan

Dengan tingkat kematian 14,1 persen, Everest tetap tidak boleh diremehkan. Everest merupakan gunung paling mematikan kelima menurut metrik ini.

Gunung Everest yang terkenal itu juga tampaknya akan menjadi lebih mematikan. Hal ini terlihat dari tren data sementara di tahun terakhir.

Di musim awal 2023, misalnya, 12 orang pendaki Everest dilaporkan meninggal selama ekspedisi ke Everest. Lima pendaki gunung lainnya hilang, diduga juga tewas.

Ada beberapa alasan bahwa ke depan Everest mungkin akan menjadi lebih mematikan. Salah satu alasannya adalah meningkatnya jumlah orang yang mengunjungi gunung tersebut. Termasuk para pendaki pemula.

Alasan lainnya, beberapa ahli percaya bahwa perubahan iklim membuat cuaca semakin buruk dan kurang dapat diprediksi, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan fatal pendakian gunung.