Pada tahun 1923, Kekaisaran Ottoman runtuh dan setelah perang Kemerdekaan Nasional, Republik Turki yang merdeka didirikan oleh Ataturk. Setelah tahun 1923, Biara Sumela ditinggalkan karena pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki menurut Perjanjian Lausanne.
Pada tahun 1930, mereka yang bermigrasi mendirikan sebuah biara baru. Biara tersebut diberi nama Biara Panagia Soumela. Letaknya di lereng Gunung Vermion, Yunani. Beberapa barang-barang berharga dari Biara Sumela lama dibawa ke biara baru di Gunung Vermion.
Akibat kebakaran pada tahun 1930, bagian-bagian kayu Biara Sumela hancur. Pada tahun-tahun berikutnya, para pemburu harta karun merusak bagian-bagian lain biara.
Legenda Biara Sumela
Sumela adalah Biara Ortodoks Yunani yang didedikasikan untuk Perawan Maria. Penduduk setempat menyebutnya sebagai “Meryem Ana”, yang berarti Perawan Maria. Asal-usul nama tersebut tidak pasti. Namun beberapa orang percaya bahwa nama tersebut berasal dari kata “mela”, yang berarti hitam. Nama tersebut mungkin juga merujuk pada Pegunungan Karadaglar (Pegunungan Hitam) di dekatnya.
Legenda mengatakan bahwa dua biarawan Ortodoks Yunani dari Athena (St. Barnabas dan St. Sophronios) mendirikan Biara Sumela sekitar tahun 386 M. Mereka melakukannya setelah melihat penampakan Perawan Maria di sebuah gua. Gua tersebut kemudian menjadi lokasi Gereja Batu.
Pada abad ke-12, sangat umum untuk menggambarkan Perawan Maria dengan warna hitam. Tujuannya adalah untuk menekankan ekspresi misterius di wajah Perawan Maria. Ikon-ikon ini disebut Black Madonna yang sebagian besar digunakan dalam seni Georgia dan Eropa Timur. Hal ini juga diyakini sebagai jejak seni India kuno.
Black Madonna ini biasanya ditemukan di ketinggian hutan di pegunungan dekat mata air penyembuhan. Tempat-tempat ini menjadi tempat ziarah bagi umat Katolik.
Gereja Batu
Gereja Batu merupakan bagian tertua dari Biara Sumela. Ikon Perawan Maria ditemukan oleh dua biarawan Athena bernama Barnabus dan Sophronius. Kedua biarawan tersebut memutuskan untuk menutupi ikon tersebut dengan membentuk gua tersebut menjadi sebuah gereja.
Jadi gereja tersebut dibentuk dengan memahat gua lebih dalam, menghaluskan permukaannya, dan memasang dinding lurus di pintu masuk. Sebuah kapel kecil ditambahkan di dinding pada periode selanjutnya.