Polusi Cahaya Bisa Mengubah Fotosintesis yang Mengancam Rantai Makanan

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 16 November 2024 | 09:00 WIB
Cahaya yang terus-menerus dari lampu jalan mengubah tekstur daun pohon, sehingga kurang menarik bagi serangga. Hal ini bisa mengancam rantai makanan. (Zhou Kang/Pexels)

Dan untuk kedua spesies pohon yang diteliti, lebih banyak cahaya buatan di area tertentu menghasilkan daun yang lebih keras. Dan semakin keras daunnya, semakin sedikit bukti adanya serangga lapar. Di area dengan cahaya paling intens, daun cenderung tidak memiliki tanda-tanda pemangsaan serangga.

Apa arti daun yang lebih keras bagi lingkungan perkotaan?

Para peneliti dari studi baru tersebut tidak sepenuhnya memahami mengapa tumbuhan bereaksi terhadap lampu jalan dengan cara ini. Mereka berhipotesis bahwa pohon di bawah cahaya buatan pada malam hari mungkin memperpanjang siklus fotosintesisnya. Tanaman menggunakan cahaya untuk pertumbuhan. Jadi cahaya buatan di malam hari dapat secara tidak wajar meningkatkan waktu yang dihabiskan pohon untuk fotosintesis.

Ilmuwan tidak sepenuhnya memahami bagaimana tanaman akan merespons dan beradaptasi dengan perubahan tersebut, kata Cieraad.

Jenis cahaya juga memengaruhi bagaimana tanaman menggunakan sumber daya. Misalnya menyerap cahaya merah dari sinar matahari dapat membuat tanaman mengembangkan daun yang lebih kuat. Namun mekanisme ini mungkin bekerja secara berbeda untuk cahaya merah buatan di malam hari. Jadi ada sesuatu pada lampu jalan Beijing yang membuat pohon mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk senyawa kimia yang membuat daun lebih kuat.

Penelitian ini perlu diperluas ke spesies tanaman lain, kata anggota tim peneliti, Shuang Zhang. “Jika cahaya buatan di malam hari juga membuat daun spesies lain lebih kuat, ini menjadi berita buruk bagi serangga,” tambah Zhang.

Perubahan pada tumbuhan, dan interaksi antara tumbuhan dan hewan, dapat berdampak signifikan pada seluruh ekosistem perkotaan. Pola makan yang buruk dapat menyebabkan serangga herbivora mati. Alhasil, jumlah serangga yang memakan serangga herbivora berkurang. Kemudian jumlah burung pemakan serangga pun berkurang, dan seterusnya hingga ke rantai makanan.

Selain membentuk mata rantai penting dalam jaring makanan, serangga herbivora terkadang menjadi penyerbuk dan berkontribusi pada keanekaragaman hayati. Mereka juga memakan tumbuhan yang membusuk, membantu memecah daun, dan mengembalikan nutrisi ke tanah.

Di kota-kota, tanah yang sehat dan kehidupan tumbuhan yang sehat yang didukung oleh serangga baik untuk manusia. Tumbuhan di kota memberikan keteduhan dan mengurangi panas yang terperangkap di kota.

Untuk meminimalkan dampak negatif cahaya di malam hari, Zhang merekomendasikan untuk mengurangi intensitas cahaya saja. Penelitian tersebut menemukan hubungan linear antara kecerahan di malam hari dan seberapa banyak daun yang dimakan serangga. Jadi, mengurangi intensitas cahaya saja dapat membuat daun lebih menarik bagi serangga.

Di kota-kota, kita harus fokus hanya pada pencahayaan yang dibutuhkan dan kapan dibutuhkan, kata Cieraad. Sensor gerak juga dapat membantu, begitu pula pelindung lampu jalan sehingga cahaya tidak menyebar ke area sekitar.

Di rumah, ahli biologi menyarankan untuk mematikan lampu yang tidak diperlukan pada malam hari. Anda juga bisa menggunakan lampu yang diaktifkan oleh gerakan dan memilih perlengkapan yang mengarahkan cahaya hanya ke tempat yang diperlukan. Selain itu, menggunakan lampu berwarna kuning di dekat rumah tampaknya paling aman bagi serangga.