Nationalgeographic.co.id—Ada banyak rahasia alam di langit. Salah satunya adalah terkait awan. Pernahkah Anda melihat ke langit dan bertanya-tanya mengapa awan di atas langit tidak jatuh ke daratan bumi?
Massa lembut tetesan air dan kristal es ini tampaknya akan jatuh ke tanah, tetapi mereka tetap melayang tinggi di atas kita. Jawaban atas misteri ini terletak pada fisika atmosfer, dan ini adalah kisah menarik yang melibatkan segala hal mulai dari suhu dan tekanan hingga sifat-sifat molekul air.
Sebelum kita menyelami mengapa awan tidak jatuh, mari kita lihat lebih dekat bagaimana awan terbentuk. Awan terbentuk ketika molekul air di udara berkumpul untuk membentuk tetesan kecil atau kristal es. Proses ini disebut kondensasi.
Proses ini terjadi ketika udara hangat dan lembap naik dan mendingin, menyebabkan uap air mengembun menjadi tetesan air yang terlihat. Agar ini terjadi, paket udara harus jenuh, yaitu tidak dapat menahan semua air yang dikandungnya dalam bentuk uap, sehingga mulai mengembun menjadi bentuk cair atau padat.
Suhu terjadinya kondensasi bergantung pada tingkat kelembapan di udara. Jika udara sangat lembap, kondensasi dapat terjadi pada suhu yang lebih tinggi daripada jika udara kering. Inilah sebabnya mengapa Anda sering melihat awan terbentuk pada hari yang panas dan lembap.
Kondensasi terjadi dengan bantuan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, seperti debu, kristal garam dari naiknya air laut, bakteri, atau bahkan abu dari gunung berapi.
Setelah tetesan air atau kristal es terbentuk, tetesan air dan krital es itu mulai membesar saat bertabrakan satu sama lain. Akhirnya, kumpulan kristal tersebut menjadi cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang, dan awan pun terbentuk.
Mengapa awan tetap mengapung di langit?
Awan terbuat dari kristal udara dan air, yang seharusnya lebih padat daripada udara. Namun, awan tampak mengapung, menentang gravitasi, meskipun benda yang lebih padat seharusnya tenggelam.
Selain itu, beberapa awan bisa menjadi sangat, sangat berat. Awan berukuran sedang, katakanlah berdiameter sekitar satu kilometer, memiliki massa yang sama dengan pesawat jumbo jet B-747.
Baca Juga: Awan Gelap di Cakrawala, Karbon Hitam dan Dampak Perubahan Iklim