Selidik Sisa-Sisa Berenike, Pelabuhan Kuno di Pesisir Laut Merah

By Sysilia Tanhati, Rabu, 20 November 2024 | 20:00 WIB
Pelabuhan Laut Merah Berenike digali sejak pertengahan tahun 90-an. Arkeolog mengungkap bahwa pelabuhan kuno ini terhubung dengan baik ke sebagian besar dunia yang dikenal. (Polish Centre of Mediterranean of Archeology)

Bukti lebih lanjut tentang kemungkinan penggunaan benda-benda eksotis oleh para pedagang ditemukan dari keberadaan teks dan prasasti di situs. Ada sebanyak 12 bahasa yang dibuktikan. Banyak dari bahasa-bahasa tersebut berasal dari cekungan Samudra Hindia. Beberapa teks ini dengan jelas menyebutkan bahwa para pedagang hadir di Berenike.

Salah satu prasasti menyebutkan pedagang Marcus Laelius Cosmus yang berasal dari masa pemerintahan Kaisar Tiberius (14-37 M). Cosmus terlibat dalam perdagangan rempah-rempah di Berenike dan Cekungan Samudra Hindia. Dia atau kerabatnya mungkin disebutkan dalam teks penyair Romawi Martial (sekitar 38-104 M). Hal ini menunjukkan keterlibatan langsung para pejabat tinggi dari ibu kota, Roma, dalam perdagangan rempah-rempah kuno.

Kuil Isis di Pelabuhan Kuno Berenike

Banyak prasasti lain juga ditemukan di Kuil Isis di pusat situs tersebut. Kuil Isis dan Serapis umumnya ditemukan di pelabuhan-pelabuhan di seluruh Kekaisaran Romawi. Contohnya diketahui dari Alexandria, Pompeii, dan Ostia, pelabuhan Roma. Dewa-dewa inilah yang didoakan untuk pelayaran yang aman di lautan. Para pelaut berjanji untuk mempersembahkan patung-patung setelah kembali dengan selamat.

Di kuil Isis Berenike ditemukan banyak persembahan yang terkait dengan perdagangan rempah-rempah dan perjalanan laut. Penggalian berlangsung sejak tahun 2015 dan difokuskan pada kuil. Penggalian tersebut mengungkap sebagian besar kuil beserta halamannya.

Halaman adalah satu-satunya bagian kuil yang tidak terbatas pada para pendeta. Halaman adalah tempat orang-orang memuja para dewa dengan persembahan berupa prasasti, patung, dan lainnya. Di sepanjang fasad kuil dan dinding halaman, banyak fragmen dari prasasti ditemukan. Keduanya memberikan banyak informasi tentang para pedagang yang hadir di Berenike, perdagangan, dan asal-usulnya.

Penghormatan ini sebagian besar dilakukan dalam bahasa Yunani; bahasa umum di bagian Kekaisaran Romawi ini. Akan tetapi, beberapa dibuat dalam bahasa lain oleh para pelancong dari luar negeri. Hal ini membuat karakter kosmopolitan Berenike lebih jelas. Para pedagang dari seluruh Cekungan Samudra Hindia sering mengunjungi situs tersebut untuk memperdagangkan komoditas mereka. Dan Kuil Isis digunakan oleh siapa pun yang ingin menerima berkat untuk kembali dengan selamat.

Semua temuan menunjukkan tingkat konektivitas yang terjadi dalam jaringan perdagangan Samudra Hindia. Bukan hanya orang-orang yang bepergian ke pelabuhan yang jauh, tetapi benda-benda dan komoditas tersebut menempuh perjalanan lebih jauh. Lada hitam dari India melewati Berenike dan berakhir di Belanda. Sementara amfora Italia berisi anggur berakhir di India dan beberapa permata menempuh perjalanan lebih jauh ke Thailand dan sekitarnya.

Penemuan pelabuhan kuno Berenike menunjukkan bahwa ada banyak informasi yang dapat ditemukan di bawah pasir gurun. Tanah gersang menyimpan banyak rahasia dan penemuan menakjubkan.

Banyak penemuan yang menanti dan penelitian arkeologi terus berlanjut di situs Berenike. Tujuan utama proyek ini adalah untuk memahami perdagangan Samudra Hindia dengan lebih baik. Serta mengungkap kehidupan di kota pelabuhan yang sibuk. Peneliti berusaha menempatkan situs dan temuannya dalam perspektif konektivitas yang lebih luas.