Apakah Ras Raksasa Benar-Benar Ada dalam Sejarah Dunia Kuno?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 24 November 2024 | 14:00 WIB
Salah satu mitos yang paling bertahan lama dalam sejarah dunia adalah yang berkaitan dengan raksasa. Namun apakah raksasa benar-benar ada? (Francisco Goya)

Para sejarawan dan kalangan akademisi meragukan keberadaan raksasa. Arkeolog modern biasanya mengaitkan klaim tentang penemuan bukti-bukti ras raksasa dengan kesalahan sederhana.

“Tulang hewan dan fosil kuno yang salah diidentifikasi, tipuan, dan pernyataan berlebihan yang sederhana,” ungkap Vuckovic.

Salah satu penemuan arkeologi yang paling penting yang sering dibahas tentang raksasa ditemukan di kota kuno Baalbek. Baalbek terletak di Lebanon modern. Ditemukan beberapa blok batu terbesar yang pernah digunakan dalam konstruksi, dengan yang terberat.

Dikenal sebagai “Batu Wanita Hamil”, batu itu berbobot lebih dari 1.000 ton. Sejarawan modern mengaitkan megalit ini dengan keahlian dan kemampuan canggih Kekaisaran Romawi.

Namun ada yang berpendapat bahwa itu adalah bukti ras raksasa kuno. Bahkan, mereka menyatakan bahwa hanya raksasa yang dapat mengukir, memindahkan, dan menyusun batu-batu tersebut. Sehingga pada akhirnya menciptakan banyak bangunan megalitik di seluruh Eropa.

Apakah ras raksasa benar-benar ada atau kesalahan dokumentasi belaka?

Ada beberapa cendekiawan yang berpendapat bahwa kisah-kisah kuno tentang makhluk raksasa hanyalah metafora dan bukan deskripsi sebenarnya tentang mereka. Dan dalam mitos kuno, raksasa melambangkan kekacauan, kekuatan purba, atau batas antara keteraturan dan ketidakteraturan.

Dengan demikian, kekalahan mereka di tangan dewa atau pahlawan manusia biasanya melambangkan kemenangan peradaban atas alam atau barbarisme. Serta kemenangan atas cara hidup yang sangat kuno.

Antropolog juga berpendapat dalam hal ini, dengan mengeklaim bahwa kisah-kisah kuno tentang raksasa dapat dihubungkan dengan fosil besar. Ketika masyarakat kuno menemukan, misalnya, tulang belulang mamut atau makhluk prasejarah, mereka akan menyamakannya dengan tulang manusia. Hanya saja jauh lebih besar. Tanpa menyadari sebaliknya, mereka akan membayangkan ras manusia raksasa.

Hipotesis ini didukung oleh sejarawan Yunani kuno Herodotus. Dalam menyebutkan dalam Histories, Herodotus menyatakan bahwa orang Mesir menunjuk pada tulang-tulang besar sebagai bukti ras raksasa.

Selain itu, interpretasi psikologis menganggap kisah-kisah raksasa sebagai ekspresi ketakutan dan keinginan manusia. Gagasan tentang makhluk yang lebih besar dari kehidupan mewujudkan kekuatan, intimidasi, dan hal yang tidak diketahui. Atribut-atribut ini mungkin telah dimasukkan ke dalam tradisi lisan sebagai kisah peringatan.

Raksasa juga digunakan sebagai penjelasan untuk fenomena alam yang sulit dipahami oleh orang-orang kuno. Contoh yang bagus adalah mitologi suku Aztec.

Mereka menyebutkan Quinametzin, para raksasa yang tinggal di dunia sebelum mereka. Menurut suku Aztec, para raksasalah yang menciptakan kota terpenting mereka, Teotihuacan.

Bila diterjemahkan, Teotihuacan berarti tempat manusia menjadi dewa. Namun karena para raksasa tidak memuja para dewa, mereka semua akhirnya dikalahkan.