Nationalgeographic.co.id—Socrates adalah tokoh paling penting dalam sejarah filsafat Barat. Pemikirannya menciptakan kesinambungan dari era Yunani Kuno hingga Barat modern.
Socrates pernah dideskripsikan sebagai orang yang membawa filsafat turun dari bintang-bintang ke bumi. Berkat pengaruh pribadinya, para filsuf berhenti fokus pada fenomena alam dan mulai mempelajari manusia serta masyarakat.
Sebenarnya, para filsuf sebelum Socrates sudah membahas politik, dan Democritus bahkan telah membahas isu-isu etika. Namun, Socrateslah yang membawa pembahasan ini ke tingkat lebih tinggi dengan menerapkan pendekatan filosofis.
Minat Socrates terhadap manusia dan masyarakat menjadi penting dalam sejarah filsafat karena cara berpikirnya yang unik. Ia lebih tertarik pada pertanyaan tentang cara hidup yang benar, baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbeda dengan para filsuf sebelumnya, Socrates mencari prinsip dasar dari setiap konsep moral. Prinsip itu tidak dipengaruhi oleh kondisi sejarah dan sosial maupun oleh persepsi individu.
Dengan kata lain, ia mencari yang mutlak dan menolak yang relatif. Ia mempelajari hakikat moralitas dan mengabaikan masalah-masalah moral yang bersifat lahiriah.
Gagasan Socrates tentang moralitas membawanya ke pengadilan di Yunani Kuno, di mana ia dituduh tidak menghormati para dewa, bersikap subversif, dan merusak moral generasi muda.
Tuduhan ini sangat serius, dan sang filsuf dijatuhi hukuman mati, yang ia terima tanpa keluhan.
Kehidupan Socrates Kecil
Socrates lahir dari pasangan Sophroniscus dan Faenarete di Alopece, sebuah kota di Athena. Ayahnya adalah seorang pemahat batu dan Faenarete adalah seorang bidan terkenal.
Socrates tinggal bersama keluarganya di Alopece, di suatu tempat dekat perbatasan Ano Nea Smyrni dan Palaio Faliro saat ini.
Baca Juga: Socrates dan Konfusius: Filosofi yang Serupa, Dunia yang Berbeda