Riset BRIN: Pola Warna Ternyata Menentukan Pertumbuhan Sapi Bali

By Utomo Priyambodo, Jumat, 6 Desember 2024 | 17:00 WIB
Dengan mempertimbangkan pola warna sapi bali sebagai indikator genetik, pemulia dan peternak dapat lebih selektif dalam memilih indukan yang unggul. (Wagino 20100516/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Pertumbuhan setiap spesies ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Pada sapi bali, faktor genetik itu tampaknya bisa terlihat pada pola warna kulitnya.

Sapi bali merupakan salah satu spesies sapi asli Indonesia yang memiliki adaptasi luar biasa terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Namun, di balik kemampuan adaptifnya, terdapat fenomena menarik yang berkaitan dengan pola warna tubuhnya, khususnya pada sapi jantan dewasa.

Hal ini disampaikan Ikhsan Suhendro, peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam Sharing Session: Applied Zoology Commune Series #9 bertajuk “Implikasi Aberasi Pola Warna dari Sifat Dimorfisme Seksual Terhadap Pertumbuhan Sapi Bali Jantan”, pada akhir November lalu.

Menurut Ikhsan, sapi bali memiliki karakteristik unik dalam dimorfisme seksual yang terlihat jelas pada warna tubuh.

“Sapi betina umumnya berwarna cokelat kemerahan, sedangkan sapi jantan berubah menjadi hitam setelah mencapai kedewasaan seksual. Perubahan ini menjadi indikator penting dalam seleksi hewan,” ujarnya.

Namun, pada sebagian sapi bali jantan, ditemukan penyimpangan pola warna, meliputi albino (warna pucat/putih), injin (jantan berwarna seperti betina), dan poleng (spotted atau berbintik).

Sapi bali memiliki pola warna yang berbeda-beda pada tubuhnya. (Daniel Foster/Flickr)

Penyimpangan pola warna atau aberasi ini, menurut Ikhsan, merupakan indikasi penyimpangan genetik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tubuh sapi.

Ikhsan mengungkapkan bahwa pola warna tubuh sapi bali memiliki korelasi langsung dengan bobot badan dan efisiensi pertumbuhan.

“Sapi jantan dengan warna hitam penuh (full black) memiliki bobot badan lebih besar di usia 2 tahun, mencapai 260 kg, dibandingkan sapi jantan dengan warna cokelat, yang rata-rata berbobot 185 kg,” jelas Ikhsan seperti dikutip dari laman BRIN.

Selain itu, sapi full black juga menunjukkan tingkat pertumbuhan bobot harian sebesar 0,35 kg, lebih tinggi dibandingkan sapi dengan pola warna lainnya.

Baca Juga: Banyak Spesies Indonesia Terancam Punah: Bagaimana Cara Kita Menyelamatkannya?