Mars Terus 'Menarik' Bumi ke Arah Matahari, Apa Dampaknya bagi Kita?

By Ade S, Jumat, 13 Desember 2024 | 12:03 WIB
Penelitian terbaru ungkap fakta mengejutkan: Mars secara perlahan menarik Bumi! Simak penjelasan lengkapnya dan dampaknya bagi kehidupan di Bumi. (NASA/Apollo 17 crew)

Nationalgeographic.co.idSebuah penemuan ilmiah terbaru telah mengungkap sebuah hubungan tak terduga dan menarik antara planet merah, Mars, dan iklim di Bumi.

Melalui analisis mendalam terhadap catatan geologi yang membentang lebih dari 65 juta tahun, para ilmuwan telah menemukan pola menarik pada arus laut dalam di Bumi.

Arus laut dalam, yang memainkan peran krusial dalam mengatur iklim global, ternyata mengalami fluktuasi kekuatan secara periodik setiap 2,4 juta tahun. Siklus berulang ini, yang oleh para ahli disebut sebagai "siklus astronomi besar," telah lama menjadi misteri bagi komunitas ilmiah.

Namun, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini berhasil mengungkap rahasia di balik siklus tersebut.

Ternyata, interaksi gravitasi antara Bumi dan Mars memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola arus laut dalam. Gaya gravitasi Mars, meskipun jaraknya sangat jauh, mampu mempengaruhi orbit Bumi mengelilingi Matahari.

Pengaruh gravitasi Mars terhadap iklim Bumi

Ternyata, tarikan gravitasi Mars memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola iklim jangka panjang di planet kita.

Dalam siklus yang berlangsung sekitar setiap 2,4 juta tahun, resonansi gravitasi antara Bumi dan Mars menyebabkan planet kita sedikit lebih dekat ke Matahari. Posisi yang lebih dekat ini meningkatkan intensitas radiasi matahari yang diterima Bumi, mengakibatkan periode pemanasan global.

Para ilmuwan telah berhasil mengonfirmasi hipotesis ini dengan menganalisis data satelit yang memetakan akumulasi sedimen di dasar laut selama jutaan tahun. Mereka menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa arus laut dalam menjadi lebih kuat selama periode-periode hangat yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi Mars.

Arus laut yang lebih kuat ini, pada gilirannya, mengganggu pengendapan sedimen di dasar laut, meninggalkan jejak yang dapat dideteksi dalam catatan geologi.

"Data laut dalam kami yang membentang 65 juta tahun menunjukkan korelasi yang jelas antara suhu permukaan laut yang lebih hangat dan sirkulasi dalam yang lebih kuat," ungkap Adriana Dutkiewicz, penulis utama studi dan seorang sedimentolog di University of Sydney, seperti dilansir earth.com.

Baca Juga: Momen Antariksa Memukau di Mars, Gerhana Matahari oleh Phobos