Ada Triliunan Dolar AS Menanti ASEAN Lewat Pasar Karbon, Bagaimana Indonesia?

By Ade S, Selasa, 17 Desember 2024 | 14:03 WIB
Seekor orangutan betina mencari buah ara matang di tajuk hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Taman seluas 417 mil persegi ini menjadi rumah bagi sekitar 2.500 kera yang terancam punah dan ribuan spesies pohon.
Seekor orangutan betina mencari buah ara matang di tajuk hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Taman seluas 417 mil persegi ini menjadi rumah bagi sekitar 2.500 kera yang terancam punah dan ribuan spesies pohon. (PHOTOGRAPH BY RUSSELL LAMAN, WITH DRONE PILOT TRI WAHYU SUSANTO)

Berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat ditempuh oleh negara-negara ASEAN:

1. Penetapan Kerangka Regulasi yang Kuat dan Transparan

Salah satu kunci keberhasilan pasar karbon adalah adanya regulasi yang jelas dan konsisten. ASEAN perlu segera menyusun kerangka kerja yang mendetail, mencakup proses persetujuan proyek, struktur biaya, hingga mekanisme pembagian manfaat.

Dengan adanya regulasi yang baik, investor akan lebih tertarik untuk berpartisipasi dan pasar karbon dapat berkembang dengan pesat.

2. Penguatan Kapasitas Kelembagaan

Pengembangan kapasitas kelembagaan merupakan langkah penting untuk memastikan pengelolaan pasar karbon yang efektif. ASEAN dapat membentuk lembaga khusus yang bertugas mengelola dan mengawasi pasar karbon regional.

Selain itu, penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi para pelaku pasar karbon di kawasan ini.

3. Integrasi dengan Standar Internasional

Agar kredit karbon yang dihasilkan di ASEAN diakui secara global, maka perlu dilakukan harmonisasi dengan standar internasional yang berlaku. ASEAN harus mengembangkan metodologi yang sesuai dengan praktik terbaik dunia, sehingga kredit karbon yang dihasilkan memiliki kredibilitas yang tinggi di mata pasar global.

4. Pengembangan Pasar Kompliance Domestik

Pembentukan pasar domestik untuk perdagangan karbon dapat mendorong permintaan akan kredit karbon. Penerapan pajak karbon atau sistem perdagangan emisi (ETS) dapat menjadi instrumen yang efektif untuk memacu industri agar beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan.

5. Penguatan Kerjasama Regional

Kerjasama regional merupakan kunci keberhasilan dalam pengembangan pasar karbon. ASEAN dapat memanfaatkan Pasal 6 Perjanjian Paris untuk memfasilitasi perdagangan karbon antar negara anggota.

Dengan adanya kerangka kerja yang terpadu, ASEAN dapat menciptakan pasar karbon regional yang lebih besar dan menarik minat pembeli global.

6. Meningkatkan Kesadaran Publik

Peningkatan kesadaran publik mengenai pentingnya pasar karbon sangat penting untuk mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak. Melalui kampanye informasi dan edukasi, ASEAN dapat memotivasi perusahaan, masyarakat, dan pemerintah untuk terlibat dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan komitmen yang kuat terhadap pembangunan berkelanjutan, ASEAN memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat inovasi pasar karbon dunia.

Dengan menerapkan strategi-strategi yang telah disebutkan di atas, ASEAN dapat berperan sebagai pemimpin dalam upaya dekarbonisasi global dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.