Kota-Kota Besar di Dunia Terancam Tenggelam, Apa Penyebabnya?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 24 Desember 2024 | 10:00 WIB
Pusat-pusat kota di dunia mengalami penurunan dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Apa penyebabnya? (Muhammad Rasyid Prabowo/CC BY-SA 2.0)

Nationalgeographic.co.id—Dari Jakarta sampai New York, pusat-pusat kota di dunia mengalami penurunan tanah dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Hal ini bukan semata-mata disebabkan oleh naiknya permukaan air laut. Jadi, apa yang harus disalahkan?

Di wilayah padat penduduk di utara Manila, banjir merupakan hal yang biasa. Bahkan, kendaraan jeepney kini terbuat dari baja tahan karat untuk mencegah korosi oleh air laut. Jalan-jalan juga telah berulang kali ditinggikan. Sebagian jalan kini lebih tinggi dari pintu-pintu rumah penduduk.

“Mereka terus membuat jalan semakin tinggi. Tapi saya tidak tahu bagaimana mereka dapat mempertahankannya,” kata Dr. Mahar Lagmay, direktur eksekutif University of the Philippines Resilience Institute. Perjuangan untuk tetap berada di atas air bukan hanya akibat naiknya permukaan air laut. Namun hal itu lebih berkaitan dengan turunnya permukaan tanah.

Lagmay dan timnya melakukan pengamatan terkait turunnya permukaan tanah. Studinya menunjukkan bahwa antara tahun 2014 dan 2020, sebagian wilayah Metro Manila tenggelam hingga 10,6 sentimeter per tahun. Nilai itu 24 kali lipat dari rata-rata kenaikan permukaan air laut global, yaitu 0,44 sentimeter per tahun.

Menurut Lagmay, penurunan cepat wilayah itu pertama kali terlihat pada akhir tahun 1990-an. Saat itu para ilmuwan memetakan data dari pengukur pasang surut. Mereka menemukan bahwa permukaan air yang mereka catat tidak dapat dijelaskan hanya oleh perubahan iklim.

“Terlalu berlebihan jika kenaikan permukaan air laut dianggap sebagai penyebabnya,” kata Lagmay. Selama bertahun-tahun, situasi tersebut menjadi tidak dapat dipertahankan bagi masyarakat pesisir di beberapa bagian Teluk Manila. Banjir membuat setengah rumah terendam air dan petani padi beralih ke perikanan.

Kota-kota di dunia yang jadi korban “penurunan besar”

Manila bukanlah satu-satunya daerah perkotaan yang terkena dampak. Tingkat penurunan yang mengkhawatirkan bukanlah hal yang baru. Hal ini diungkapkan oleh pakar penurunan permukaan tanah Dr. Matt Wei dari Universitas Rhode Island. Wei telah mempelajari kota-kota yang tenggelam dalam skala global.

Tempat-tempat di seluruh dunia menjadi korban "penurunan besar". Jakarta di Indonesia mungkin adalah contoh utama. Tingkat penurunan permukaan tanah historis yang pernah dilaporkan mencapai 25 sentimeter per tahun di beberapa daerah. Yang mengkhawatirkan, catat Wei, penurunan permukaan tanah tidak selalu diperhitungkan dalam model yang digunakan untuk memprediksi banjir.

Seberapa besar penurunan permukaan tanah?

Saat ini, pengukuran penurunan permukaan tanah tidak lagi dilakukan dengan pengukur pasang surut. Lagmay, Wei, dan peneliti lain dapat membuat estimasi yang jauh lebih akurat menggunakan data satelit.

Baca Juga: Banjir Jawa: Penurunan Tanah Jakarta, Pekalongan, Semarang Mengerikan