Buang air besar pria dan wanita
Ada banyak teori yang menjelaskan fenomena ini, namun tidak satu pun bisa dikatakan tepat. Kebiasaan pria sering buang air besar daripada wanita pun masih kekurangan bukti ilmiah.
Sebuah penelitian di Gastrointest Endoscopy pada 1996 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara saluran pencernaan pria dan wanita. Perbedaannya terletak pada usus besar wanita rata-rata 10 sentimeter lebih panjang daripada pria.
Biarpun terdapat perbedaan panjang saluran pencernaan, penelitian tersebut tidak menjelaskan hubungannya dengan frekuensi buang air besar.
Sebaliknya, Susanne Shokoohi, dokter dan ahli saluran pencernaan di Henry Ford Health, AS, menjelaskan bahwa temuan itu justru membantu pemahaman mengapa wanita lebih sering sembelit daripada pria.
Faktor hormon seperti estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan sistem saluran pencernaan dalam mencerna makanan. Karena saluran pencernaannya yang lebih panjang, berdampak pada perjalanan makanan yang lebih lama menuju saluran pembuangan, terang Shokoohi di laman Henry Ford Health.
Hal inilah yang menyebabkan wanita lebih rentan ketimbang pria dalam keluhan masalah perut seperti kembung, dan iritasi usus besar.
Selain itu, melansir Carry Gastro Associates, dinding perut wanita cenderung lebih kaku daripada pria. Faktor struktur seperti ini menyebabkan makanan cenderung bergerak lebih lambat melalui tubuh wanita.
Selain membuat wanita rentan sembelit dan kembung, pengeluaran feses mungkin lebih sedikit lambat dan rumit. Hal ini yang diduga ahli pencernaan berpendapat mengapa wanita lebih jarang buang air besar daripada laki-laki.
Meski demikian, masih ada faktor lain yang menyebabkan seseorang lebih sering buang air besar ketimbang berdasarkan jenis kelaminnya. Pola makan dapat berperan, terutama jika seseorang lebih sering makan buah, sayur, dan biji-bijian utuh. Semua makanan ini memiliki serat yang sebagian besar justru dibuang oleh usus.
Frekuensi konsumsi air pun berdampak pada kebiasaan buang air besar. Air yang diminum dapat membantu tubuh mendorong kotoran dari tubuh.
Kafein yang ada di dalam kopi dan teh juga punya efek pencahar. Hal ini menyebabkan mengapa penikmat kopi bisa lebih sering buang air besar.
Stres. Stres dapat memengaruhi jadwal dan keteraturan buang air besar jika Anda merasa cemas akan sesuatu. Stres dan kecemasan mengacaukan fungsi tubuh, yang dapat mengubah proses pencernaan. Stres juga dapat menyebabkan diare.
Penyebab terakhir adalah stres. Pria dan wanita mungkin memiliki tingkat stres yang berbeda. Tingkat stres dapat memengaruhi jadwal buang air besar yang semestinya sudah teratur. Jika merasa cemas, stres dapat mengacaukan fungsi tubuh, termasuk dalam proses pencernaan.