Ketika Pagebluk Pes yang Mematikan Menerjang Jawa 1910-1916

By Galih Pranata, Selasa, 14 Januari 2025 | 14:00 WIB
Pemerintah kolonial Belanda telah berupaya untuk merenovasi rumah-rumah tradisional Jawa di Malang yang diduga berpotensi besar dalam persebaran pes di Jawa 1910-1916. (Neville Keasberry)

Nationalgeographic.grid.id—Wabah pes melanda pulau Jawa beberapa kali selama zaman Hindia Belanda berlangsung. Wabah yang menyebabkan jutaan kematian jiwa. Musibah paling mematikan yang belum pernah ada dalam kronik perwayangan sekali pun.

Dalam buku gubahan Maurits Bastiaan Meerwijk berjudul A History of Plague in Java, 1911-1942 terbitan tahun 2022, disebutkan bahwa Yersinia pestis atau wabah pes pertama kali menyerang Jawa Timur.

Saat itu, orang-orang di Jawa Timur mengenalnya dengan istilah sampar. Kasus pertama diketahui terjadi pada bulan November 1910 di desa Turen, kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Dilaporkan pada akhir tahun 1910, 17 orang tewas setelah terpapar.

Wabah ini menyebar dengan cepat, tersebar di hampir seluruh pelosok Jawa Timur dalam jangka waktu setahun. Dalam dua tahun berikutnya, wabah ini menyebar ke banyak daerah, bahkan hingga mencapai Jawa Barat.

Wabah ini disebabkan oleh bakteri yersinia pestis, yang ditularkan melalui kutu pada hewan yang terinfeksi, terutama hewan pengerat liar, seperti tikus. Wabah ini sejatinya telah melanda Eropa dan Asia Tengah sejak abad pertengahan.

Bakteri mengerikan ini pertama kali datang ke Jawa dengan menumpang dalam sebuah kapal kargo yang mengangkut beras dari Burma (sekarang Myanmar). Kapal itu diperkirakan menurunkan beras yang membawa tikus-tikus terinfeksi di Pelabuhan Surabaya.

"Ketika tikus—yang terjangkiti pes—mati, maka kutu atau pijal bisa berpindah ke manusia atau binatang lain dan menggigit mereka. Melalui gigitan itulah, bakteri pes berpindah dari kutu tikus ke manusia," tulis Martina Safitry.

Martina menulisnya dalam Jurnal Sejarah berjudul Kisah Karantina Paris of the East: Wabah Pes di Malang 1910-1916 yang diterbitkan Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia pada tahun 2020. 

Pada permulaan terjangkitnya, seseorang akan mengalami demam, sakit kepala, dan bengkak atau bisul pada kelenjar getah bening yang menyakitkan, biasanya terdapat di ketiak, selangkangan atau belakang telinga.

Menurut Martina, "jenis ini dapat mematikan manusia dalam hitungan dua-tiga hari saja." jenis penyakit pes yang mewabah di Hindia Belanda adalah bubonic plague atau pes kelenjar (bisul).

Faktor cuaca akan sangat menentukan terjadinya epidemi penyakit yang mematikan ini. Perubahan musim merupakan faktor penentu kekebalan bakteri pes dan tipe penyakit yang ada pada manusia.

Baca Juga: Karut-Marut Pagebluk Pes Pertama di Hindia Belanda