Upaya Penyelamatan Belangkas Asia, Fosil Hidup yang Terancam Punah

By Lastboy Tahara Sinaga, Jumat, 14 Februari 2025 | 16:00 WIB
Belangkas tiga duri muda yang sedang mengalami proses molting ditemukan di Pantai Beihai, Tiongkok. Sebagai spesies yang terancam punah, keberadaan mereka menjadi sorotan bagi para peneliti. Data genom yang dikumpulkan oleh tim dari NUS, kini menjadi dasar penting dalam pengembangan strategi konservasi.
Belangkas tiga duri muda yang sedang mengalami proses molting ditemukan di Pantai Beihai, Tiongkok. Sebagai spesies yang terancam punah, keberadaan mereka menjadi sorotan bagi para peneliti. Data genom yang dikumpulkan oleh tim dari NUS, kini menjadi dasar penting dalam pengembangan strategi konservasi. (Dr. Tang Qian)

"Data genomik juga membantu kami mengidentifikasi hotspot pesisir yang perlu diprioritaskan dalam konservasi."

Studi ini juga mengungkap bagaimana belangkas merespons perubahan lingkungan dari waktu ke waktu. Paparan Sunda terbukti menjadi tempat perlindungan penting bagi belangkas selama periode perubahan iklim di masa lalu.

Dengan mempelajari sejarah evolusi mereka, para peneliti menemukan bahwa wilayah ini tidak hanya mempertahankan keanekaragaman genetik, tetapi juga berfungsi sebagai jalur migrasi yang memungkinkan populasi tetap terhubung meskipun terjadi perubahan lingkungan.

Dibutuhkan Strategi Konservasi yang Disesuaikan

Studi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim di masa depan menimbulkan tingkat risiko yang berbeda bagi ketiga spesies belangkas Asia. Meskipun semuanya rentan, kemampuan mereka untuk beradaptasi sangat tergantung pada karakteristik masing-masing.

Contohnya, belangkas padi, dengan kemampuan penyebaran yang terbatas, menghadapi ancaman kepunahan lokal yang lebih besar dibandingkan dengan belangkas besar dan belangkas tiga duri, yang lebih lincah dalam bermigrasi untuk mencari habitat baru.

Maka dari itu, setiap spesies belangkas perlu strategi konservasi disesuaikan, supaya mereka dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim. Berikut strategi konservasi yang diusulkan oleh para peneliti:

Belangkas Padi

Belangkas Besar

Belangkas Tiga Duri

Langkah Para Peneliti Selanjutnya

"Studi kami memberikan dorongan penting dan data dasar yang diperlukan untuk pelestarian habitat demi kelangsungan hidup belangkas di masa depan," ujar Tang, seperti dikutip dari laman Live Science.

"Namun, sebagai catatan penting, penelitian kami hanya didasarkan pada faktor lingkungan dan tidak memperhitungkan aktivitas manusia di masa depan yang dapat langsung mengubah habitat, seperti pembangunan pesisir. Oleh karena itu, kelangsungan hidup belangkas akan sangat bergantung pada intervensi berbasis konteks lokal," ujarnya.

Ke depan, para peneliti berencana untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi evolusi belangkas Asia. Ini mencakup studi tentang bagaimana gen fungsional tertentu berkontribusi terhadap kemampuan adaptasi mereka terhadap lingkungan lokal dan perubahan iklim.

"Kami telah mendirikan Horseshoe Crab Global Biorepository, dengan koleksi fisiknya berada di Lee Kong Chian Natural History Museum di NUS, untuk mendukung penelitian yang sedang berlangsung maupun yang akan datang," tambah Prof Madya Rheindt.

"Dengan sumber daya ini, kami berharap dapat mendorong kolaborasi dan mendapatkan pendanaan untuk memajukan penelitian genomik belangkas. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan Chinese University of Hong Kong dalam penelitian genomik yang secara khusus berfokus pada belangkas tiga duri."