Benarkah Karbon Biru Merupakan Solusi Iklim yang Tersembunyi di Lautan?

By Ade S, Rabu, 12 Februari 2025 | 16:03 WIB
Ilustrasi ekosistem mangrove yang berperan penting dalam karbon biru.
Ilustrasi ekosistem mangrove yang berperan penting dalam karbon biru. (Tom Fisk/pexels.com)

Hal ini sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati laut dan juga mendukung perikanan yang menjadi sumber mata pencaharian bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Di wilayah pesisir Kenya, misalnya, hutan mangrove adalah tempat berkembang biak yang krusial bagi populasi ikan, sehingga menopang kehidupan masyarakat nelayan setempat.

Ekosistem karbon biru juga berfungsi sebagai benteng pertahanan alami terhadap ancaman erosi pantai dan cuaca ekstrem. Sistem akar mangrove yang rapat dan kuat mampu mengurangi energi gelombang hingga 66 persen.

Ini memberikan perlindungan yang sangat berharga bagi masyarakat pesisir dari terjangan gelombang badai dan kenaikan permukaan air laut, yang menjadi masalah serius di banyak wilayah rentan di seluruh dunia.

Dari segi ekonomi, ekosistem ini juga menawarkan peluang untuk mengembangkan ekowisata dan mata pencaharian berkelanjutan. Inisiatif Mangrove Teluk Gazi di Kenya adalah contoh nyata bagaimana konservasi yang dipimpin oleh masyarakat setempat dapat menghasilkan pendapatan melalui pariwisata dan kegiatan ekonomi berkelanjutan lainnya bagi penduduk sekitar.

Ancaman besar ekosistem karbon biru

Ekosistem karbon biru, meskipun menyimpan nilai yang sangat besar bagi planet kita, kini menghadapi ancaman serius. Pembangunan pesisir yang pesat akibat urbanisasi dan industrialisasi menjadi penyebab utama hilangnya habitat-habitat penting ini.

Di benua Afrika, contohnya, alih fungsi hutan bakau menjadi tambak udang atau garam telah menyebabkan kerusakan parah pada ekosistem yang begitu berharga ini. Masalah ini diperburuk lagi dengan adanya polusi dari limpasan pertanian dan sampah plastik yang semakin mencemari lingkungan karbon biru.

Perubahan iklim juga menjadi momok ganda bagi ekosistem ini. Kenaikan permukaan air laut mengancam akan menenggelamkan hutan bakau dan padang lamun.

Sementara itu, suhu laut yang terus menghangat dan pengasaman laut dapat mengganggu kesehatan dan fungsi ekosistem karbon biru. Padang lamun, khususnya, sangat rentan terhadap perubahan kualitas air. Jika padang lamun mengalami penurunan, dampaknya akan meluas pada keanekaragaman hayati laut dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

Salah satu kendala utama dalam memanfaatkan potensi karbon biru untuk mengatasi perubahan iklim adalah kurangnya kesadaran dan dukungan kebijakan di tingkat nasional. "Banyak negara belum sepenuhnya mengintegrasikan strategi karbon biru ke dalam rencana aksi iklim mereka," ungkap Mbuthia.

Baca Juga: BC+: Inisatif Baru yang Mendorong Karbon Biru Menjadi Pilar Ekonomi