Jejak Bencana Tambang Berlian di Afrika Terpotret dari Luar Angkasa

By Utomo Priyambodo, Jumat, 14 Februari 2025 | 08:00 WIB
Bencana pertambangan di kota Jagersfontein, Afrika Selatan, melepaskan lumpur limbah yang berpotensi beracun, yang dikenal sebagai tailing, ke pedesaan di sekitarnya.
Bencana pertambangan di kota Jagersfontein, Afrika Selatan, melepaskan lumpur limbah yang berpotensi beracun, yang dikenal sebagai tailing, ke pedesaan di sekitarnya. (NASA/Landsat/Lauren Dauphin)

Bubur surplus tersebut sering kali mengandung sejumlah kecil logam, seperti tembaga, merkuri, kadmium, dan seng, serta senyawa lain, termasuk minyak bumi, asam sulfat, dan sianida, menurut Earthworks.

Campuran ini membuat campuran tersebut tampak seperti emas jika dilihat dari atas, tetapi juga membuatnya berpotensi mematikan bagi hewan.

Tambang berlian di Afsel itu, yang dulunya merupakan lubang galian tangan terdalam di dunia, juga rusak akibat banjir dan belum dibuka kembali sejak bencana tersebut. Tidak jelas apakah tambang tersebut akan dibuka kembali.

Tambang tersebut menghasilkan dua dari delapan berlian terbesar di dunia — Berlian Excelsior dan Berlian Reitz, yang juga dikenal sebagai Berlian Golden Jubilee, menurut Cape Town Diamond Museum.