Singkap Rahasia Sains Berusia Miliaran Tahun dalam Debu Asteroid Bennu

By Wawan Setiawan, Jumat, 14 Februari 2025 | 14:00 WIB
Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA meninggalkan permukaan asteroid Bennu setelah mengumpulkan sampel untuk studi sains.
Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA meninggalkan permukaan asteroid Bennu setelah mengumpulkan sampel untuk studi sains. (NASA’s Goddard Space Flight Center/CI Lab/SVS)

Garam yang Menyimpan Kisah Luar Angkasa

Tim peneliti OSIRIS-REx mengidentifikasi berbagai garam dalam sampel, termasuk natrium karbonat, fosfat, sulfat, dan klorida.

“Dengan membandingkan dengan urutan mineral dari danau garam di Bumi, kita dapat mulai membayangkan seperti apa keadaan di badan induk asteroid Bennu, yang memberikan wawasan tentang aktivitas air kosmik purba,” tutur Timms.

Mineral evaporit dan air garam diketahui membantu molekul organik berkembang di Bumi.

“Lingkungan yang asin dan kaya karbon di tubuh induk Bennu mungkin cocok untuk menyusun blok-blok penyusun kehidupan,” kata Timms.

Banyak garam yang ada terdegradasi dengan cepat saat terpapar atmosfer, namun, sampel yang dikumpulkan pada misi OSIRIS-REx disegel dan dibersihkan dengan nitrogen begitu sampai di Bumi untuk mencegah kontaminasi.

NASA memilih Curtin untuk melakukan analisis awal pada sampel tersebut karena keahlian dan fasilitas John de Laeter Centre yang terkenal di dunia.

Gambar mosaik asteroid Bennu ini terdiri dari 12 gambar PolyCam yang dikumpulkan pada tahun 2018 oleh pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx dari jarak 24 km. (NASA/Goddard/University of Arizona)

“Fasilitas tersebut merupakan salah satu dari sedikit tempat di dunia yang dapat memverifikasi apakah garam tersebut benar-benar berasal dari luar angkasa atau telah terkontaminasi oleh unsur-unsur dari Bumi,” kata Associate Professor Rickard.

“Fasilitas khusus kami di Curtin memungkinkan kami untuk menjaga kondisi sampel yang murni, yang berarti ketika kami menemukan garam tersebut berasal dari luar angkasa dan tidak berubah, kami tahu itu adalah temuan penting karena sampel ini menyimpan bukti dari beberapa fenomena paling awal di tata surya,” tambahnya.

Temuan dari sampel asteroid Bennu yang dikembalikan ini dapat memberikan wawasan kepada para peneliti tentang apa yang terjadi pada benda-benda es yang jauh di tata surya kita, seperti bulan Saturnus Enceladus dan planet kerdil Ceres di sabuk asteroid.

“Enceladus dan Ceres memiliki lautan air garam di bawah permukaan. Meskipun asteroid Bennu tidak memiliki kehidupan, pertanyaannya adalah apakah benda-benda es lainnya dapat menampung kehidupan?” pungkas Timms.