Kurang dari 2 Jam, River Clean Up di Kali Mookervaart Kumpulkan 2.469 Kilogram Sampah

By Ade S, Minggu, 16 Februari 2025 | 16:03 WIB
Para peserta River Clean Up memasukkan sampah yang ditemukan di area Sungai Mookervaart ke dalam karung, Sabtu (15/2/2025).
Para peserta River Clean Up memasukkan sampah yang ditemukan di area Sungai Mookervaart ke dalam karung, Sabtu (15/2/2025). (Dok. SayaPilihBumi)

Nationalgeographic.co.id—"Pada dasarnya, sejak lama, manusia Indonesia tidak bisa terlepas dari sungai." Demikian kalimat yang terucap dari Editor At Large #SayaPilihBumi Ramon Y. Tungka, Sabtu (15/2/2025), tidak jauh dari tepi kali Mookervaart, Batuceper, Kota Tangerang, Banten.

Kali Mookervaart sendiri memiliki sejarah panjang dalam kehidupan warga Kota Tangerang dan penduduk Jakarta Barat. Sebab, selain digunakan sebagai sumber air, pada awal pembangunannya pada 1729-1732, Mookervaart juga difungsikan sebagai jalur transportasi dan pengendali banjir.

Sayang, kanal yang menghubungkan Sungai Cisadane dan Sungai Angke tersebut kini sudah tidak lagi bisa menjalani ketiga fungsi tersebut. Ironisnya, kini kali sepanjang 13 kilometer itu malah "melawan" tujuan awalnya sebagai pengendali banjir. Ya, kini Mookervaartjustru kerap menjadi sumber banjir bagi warga yang tinggal di sekitarnya.

Fungsinya sebagai jalur transportasi air pun sudah sangat sulit dilakukan karena pendangkalan yang terjadi. Sementara jika berbicara fungsinya sebagai sumber air bagi masyarakat, jika melihat sampah yang bertebaran dan warna airnya yang berwarna hitam pekat, tentu hal itu kini menjadi hal yang mustahil.

Para peserta River Clean Up berfoto bersama sebelum mulai membersihkan area Sungai Mookervaart, Sabtu (15/2/2025).
Para peserta River Clean Up berfoto bersama sebelum mulai membersihkan area Sungai Mookervaart, Sabtu (15/2/2025). (Dok. SayaPilihBumi)

River Clean Up di area Sungai Mookervaart

Kondisi itulah yang pada akhirnya mendorong dilakukannya kegiatan River Clean Up di area Sungai Mookervaart, Sabtu (15/2/2025). Kegiatan yang diinisiasi oleh SayaPilihBumi dan PT Multi Bintang Indonesia menunjukkan kepedulian terhadap kanal yang memiliki lebar 25-30 meter tersebut.

"Multi Bintang Indonesia ingin berkontribusi secara nyata melindungi lingkungan di sekitarnya," ujar Bambang Chriswanto, Head of Corporate Affairs Indonesia & Timor Leste PT Multi Bintang Indonesia, saat membuka kegiatan River Clean Up.

Menurut Bambang, kontribusi tersebut selaras dengan aspirasi yang dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia untuk membangun dunia yang lebih baik.

Air, diakui oleh Bambang, merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Terlebih, air juga merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembuatan produk-produk Multi Bintang.

"Oleh karena itulah air menjadi fokus konservasi kami," jelas Bambang.

Baca Juga: SayaPilihBumi: Suara Panggilan Merawat Semesta Alam dari Palmerah

Tujuan mulia itulah yang membuat Hafiz Ramadan, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), mengapresiasi kegiatan River Clean Up. "Saya mewakili BBWSCC juga tidak hanya mendukung, tapi juga siap berkolaborasi setiap kali ada kegiatan perlindungan lingkungan," ungkap Hafiz.

Apalagi, menurut Hafiz, sungai di sekitar kita saat ini memang banyak dipenuhi sampah yang dibuang sembarangan. Padahal, pada akhirnya, itu merupakan penyebab kerusakan sungai itu sendiri.

Bagi Ramon, hal itu seolah menjadi bukti bahwa kiwari Bumi memang sedang dalam kondisi yang baik-baik saja. Untuk itulah, Ramon mengajak semua pihak untuk bisa bergandengan tangan untuk bersama-sama menjaga Bumi.

"Apalagi, sungai Mookervaart yang bersih tidak hanya bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya, tapi juga masyarakat pesisir yang ada di muara," tegas Ramon.

Editor At Large #SayaPilihBumi Ramon Y. Tungka, dalam kegiatan River Clean Up di area Sungai Mookevart, Tangerang, Banten, Sabtu (15/2/2025) (Dok. SayaPilihBumi)

2.469 kilogram dalam 2 jam

Tidak kurang dari 75 orang yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 jam tersebut. Mencakup sahabat-sahabat SayaPilihBumi, para pegawai dari PT Multi Bintang Indonesia, juga para peserta yang berasal dari berbagai komunitas.

Mereka antara lain adalah Jejak Si Hutan, Sipaling Lingkungan, Forest is Our Friend, Keadilan Iklim, HIMA Bio Rafflesia Universitas Islam As-Syafi'iyah, Duta Lingkungan SMPN 179 Jakarta, Dedikasi untuk Negeri, Green Genius, Funhutan Indonesia, dan Operasi Semut.

Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan ini juga tidak main-main, yaitu mencapai total 2.469,2 Kilogram. Semuanya terbagi ke dalam 172 karung berisi sampah yang dikumpulkan oleh para peserta.

Secara mendetail, sampah-sampah yang terkumpul terdiri dari: sampah residu yang tidak dapat didaur ulang mencapai 1.803,3 kilogram, botol plastik PET/plastik daur ulang sebanyak 34,4 kilogram, limbah B3 seperti kaca dan beling seberat 1 kilogram, serta karet (termasuk karet ban) sebanyak 630,5 kilogram.

Suparno Jumar dari River Defender yang juga menjadi koordinator kegiatan River Clean Up melihat temuan tersebut bak menjadi bukti pandangannya bahwa saat ini manusia merupakan spesies paling mematikan.

"Padahal mereka butuh air, tapi justru mencemari airnya sendiri. Seperti mengingkari kebutuhan alaminya," ungkap pria yang kerapa disapa Pakde Parno tersebut.

Ya, terkadang manusia memang lupa dengan takdirnya sendiri. Namun, seperti yang disampaikan oleh Bambang pada akhir kegiatan River Clean Up, "Semoga apa yang dilakukan dalam kegiatan ini, pesan-pesan yang disampaikan yang muncul dari kegiatan ini, menyebar ke masyarakat sekitar."