Sains Terbaru: BRIN Temukan 98 Taksa Organisme Baru Sepanjang 2024

By Utomo Priyambodo, Selasa, 18 Februari 2025 | 17:00 WIB
Inilah ngengat Cryptophasa warouwi, salah satu spesies hewan baru yang ditemukan dan dideskripsikan para peneliti BRIN pada tahun 2024.
Inilah ngengat Cryptophasa warouwi, salah satu spesies hewan baru yang ditemukan dan dideskripsikan para peneliti BRIN pada tahun 2024. (BRIN)

Nationalgeographic.co.id - Sepanjang 2024, para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi 98 taksa baru. Dari 98 taksa baru itu, 43 di antaranya adalah spesies baru alias spesies yang baru diidentifikasi dalam sains, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, serta 53 rekaman baru dari kelompok flora, fauna, dan mikroorganisme.

Untuk spesies baru, penemuan sains ini didominasi oleh fauna atau hewan sebanyak 26 spesies, flora atau tumbuhan sebanyak 11 spesies, dan mikroorganisme sebanyak 6 spesies. Penemuan spesies baru ini memiliki arti penting bagi penelitian biodiversitas Indonesia selanjutnya.

Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Arif Nurkanto, menyampaikan kebanggaan atas penemuan 98 taksa baru tersebut. Dari jumlah tersebut, 62 persen merupakan spesimen asal Indonesia, di antaranya merupakan spesies endemik flora dan fauna Indonesia.

Arif merinci, 50 taksa baru berasal dari kelompok flora, yang terdiri atas 11 spesies baru, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, dan 37 rekaman baru. Sementara dari kelompok fauna ditemukan 39 taksa baru, meliputi 26 spesies baru dan 13 rekaman baru.

Adapun dari kelompok mikroorganisme, ditemukan 9 taksa baru dalam sains, yang mencakup 6 spesies baru dan 3 rekaman baru.

Sepanjang 2024, para peneliti BRIN menemukan 50 taksa baru flora atau tumbuhan, yang terdiri atas 11 spesies baru, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, dan 37 rekaman baru.
Sepanjang 2024, para peneliti BRIN menemukan 50 taksa baru flora atau tumbuhan, yang terdiri atas 11 spesies baru, 1 subspesies baru, 1 varietas baru, dan 37 rekaman baru. (BRIN)

Penemuan taksa baru ini tidak hanya memperkaya wawasan tentang keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga berperan penting dalam upaya konservasi.

“Dengan memahami dan mendokumentasikan spesies yang ada, langkah-langkah konservasi yang lebih efektif dapat dirancang, seperti rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies yang terancam punah, eksplorasi dan konservasi ex situ, serta studi ekologi dan restorasi habitat,” kata Arif, seperti dikutip dari laman BRIN.

Keberhasilan ini, ujar dia, merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai lembaga penelitian dan ilmuwan dari dalam maupun luar negeri. “Publikasi hasil penelitian dalam berbagai jurnal ilmiah tidak hanya memperkaya referensi global tentang biodiversitas Indonesia, tetapi juga menegaskan pentingnya perlindungan dan pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan demi kelestarian ekosistem dan kesejahteraan generasi mendatang,” tegas Arif.

Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Serangga Daun Ditemukan Pandai Berkamuflase

Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN, Andes Hamuraby Rozak, mengatakan bahwa upaya pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas telah menjadi fokus utama rencana kerja Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan.

Dua program utama yang saat ini sedang berjalan adalah kegiatan riset melakui skema rumah program biota yang terkonservasi, dan kegiatan platform kolaborasi ekspedisi biodiversitas terestrial.

“Melalui dua skema riset yang dilaksanakan, diharapkan akan lebih berkontribusi signifikan dalam pengungkapan biodiversitas yang merupakan langkah awal dari kegiatan pemanfaatan biodiversitas yang berkelanjutan,” terangnya.

Dari 98 taksa baru yang ditemukan para peneliti BRIN sepanjang tahun 2024, 39 di antaranya dari kelompok hewan atau fauna, yaitu meliputi 26 spesies baru dan 13 rekaman baru. (BRIN)

Berikut rincian 98 Taksa Baru:

I. 50 Taksa Baru Flora: 11 Spesies baru, 1 Subspesies baru, 1 Varietas baru, dan 37 Rekaman baru

Spesies baru

Magnoliopsida

1. Sida penambangensis

2. Begonia tanggamusensis

3. Syzygium wawoniense

4. Syzygium lampeapiense

5. Rhododendron mulyaniae

6. Rhododendron engelbertii

Monocots (Araceae)

7. Alocasia roseus

8. Cyrtosperma prasinispathum

9. Cyrtosperma hayii

Liliopsida (Orchidaceae)

10. Aerides obyrneana

11. Phreatia tinukariensis

Subspesies baru

Magnoliopsida

12. Rhododendron javanicum ssp. Argentii

Varietas baru

Magnoliopsida

13. Impatiens platypetala var. minialba

Rekaman baru

Magnoliopsida

14. Psidium cattleyanum

Dicotyledons (Cucurbitaceae)

15. Melothria pendula

Anthocerotopsida

16. Notothylas javanica

Marchantiopsida

17. Riccia crozalsii

Jungermanniopsida

18. Trichocolea tomentolla

19. Chiastocaulon dendroides

20. Cololejeunea haskarliana

21. Anastrophyllum donnianum

22. Bazzania denudata

23. Cheilolejeunea ornata

24. Frullania rigescens

25. Neolepidozia cuneifolia

26. Cephaloziella verrucosa

27. Radula javanica

Bryopsida

28. Bucklandiella subsecunda

29. Cratoneuropsis chilensis

30. Didymodon incurvus

31. Didymodon tophaceus

32. Funariella curviseta

33. Hydrogonium amplexifolium

34. Leucobryum albidum

35. Leucobryum juniperoideum

36. Mitthyridium subluteum

37. Neckera villae-ricae

38. Orthotrichum rogeri

39. Orthotrichum scanicum

40. Racomitrium nivale

41. Scleropodium touretii

42. Serpoleskea confervoides

43. Syrrhopodon albovaginatus

44. Tortella bambergeri

45. Tortella commutata

46. Tortella tortuosa

47. Amblystegium serpens

Liliopsida

48. Rhopaloblaste ceramica

49. Dinochloa malayana

Polytrichopsida

50. Polytrichastrum emodi

II. 39 Taksa Baru Fauna: 26 Spesies baru dan 13 Rekaman baru

Spesies baru

Crustacea

51. Lepidothelphusa menneri

52. Pontella mayalibit

53. Chriselatium schubarti (Genus baru)

54. Geosesarma riani

55. Geosesarma nigripes

56. Macrobrachium ngankeeae 

Insecta

57. Glyphodes nurfitriae

58. Glyphodes ahsanae

59. Cryptophasa warouwi

60. Talanga harakae 

Reptilia

61. Cyrtodactylus tehetehe

62. Cyrtodactylus mamberamo

63. Cyrtodactylus belanegara

Actinopterygii (ray-finned fish)

64. Pomacentrus mandacani

65. Pomacentrus variegatus

66. Cirrhilabrus xanthozonus

67. Redigobius fotuno

68. Oryzias moramoensis

69. Microphis arrakisae

Mammalia

70. Crocidura balingka

71. Crocidura dewi

72. Crocidura barapi

Aves

73. Caprimulgus ritae

Polychaeta

74. Leocrates bitungensis

Amphibia

75. Zhangixalus faritsalhadii

76. Hylarana nigroverrucosa

Rekaman baru

Crustacea

77. Pontella surrecta

78. Coenobita pseudorugosus

79. Trichopagurus macrochela

80. Macrobrachium sundaicum

Reptilia

81. Carlia fusca

Actinopterygii (ray-finned fish)

82. Ichthyscopus lebeck

83. Bagrichthys micranodus

84. Pangasianodon hypophthalmus

85. Bostrychus scalaris

86. Parascorpaena moultoni

87. Upeneus taeniopterus Secernentea

88. Spirura aurangabadensis

89. Tikusnema javanense

III. 9 Taksa Baru Mikroorganisme: 6 Spesies Baru dan 3 Rekaman Baru

Spesies baru

Leotiomycetes (Fungi)

90. Lambertella fusoidea

91. Lambertella phanensis

92. Lambertella sessilis

93. Lambertella takensis

94. Lambertella tectonae

95. Lambertella chiangraiensis

Rekaman baru

Leotiomycetes (Fungi)

96. Lambertella aurantiaca

Agaricomycetes (Fungi)

97. Deconica overemii

Euglenophyceae (Mikroalga)

98. Eutreptiella sp. EKoku01