Konsumsi gula yang tinggi dapat mempercepat pemendekan telomer, yang pada akhirnya mempercepat penuaan sel.
Sebuah studi kecil pada anak usia prasekolah menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis berkorelasi dengan panjang telomer yang lebih pendek, menandakan penuaan sel yang lebih cepat.
9. Menguras Energi
Makanan tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin dengan cepat, memberikan dorongan energi sementara. Namun, lonjakan ini sering kali diikuti oleh penurunan drastis kadar gula darah, yang dikenal sebagai "sugar crash," menyebabkan rasa lelah dan kurang fokus.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula dapat menurunkan kewaspadaan dalam satu jam setelah dikonsumsi dan meningkatkan rasa lelah dalam 30 menit.
Untuk menjaga energi tetap stabil, pilih sumber karbohidrat yang kaya serat dan rendah gula, serta kombinasikan dengan protein atau lemak sehat, seperti apel dengan segenggam almond.
10. Dapat Menyebabkan Perlemakan Hati
Asupan fruktosa yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD). Fruktosa, yang banyak ditemukan dalam sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS), hampir seluruhnya diolah oleh hati.
Jika dikonsumsi berlebihan, fruktosa akan diubah menjadi lemak, menyebabkan penumpukan lemak berlebih di hati.
Sebuah studi menemukan bahwa konsumsi minuman manis setiap hari dapat meningkatkan risiko NAFLD hingga 56% dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
11. Risiko Kesehatan Lainnya
Selain risiko-risiko di atas, konsumsi gula berlebih juga dapat:
Meningkatkan risiko penyakit ginjal, karena fruktosa dapat meningkatkan kadar asam urat dan merusak pembuluh darah halus di ginjal.
Merusak kesehatan gigi, karena bakteri di mulut memfermentasi gula dan menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang.
Memicu asam urat (gout), akibat peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Mempercepat penurunan fungsi kognitif, yang dikaitkan dengan risiko demensia, Alzheimer, dan stroke.
Penelitian mengenai dampak konsumsi gula terhadap kesehatan terus berkembang, dan semakin banyak bukti yang menunjukkan efek negatifnya bagi tubuh.