Setelah bertahun-tahun menghindari orang luar, sekelompok suku Ayoreo melakukan kontak dengan orang luar pada tahun 2004. Mereka tampaknya melarikan diri dari buldoser yang menghancurkan rumah mereka.
Selama beberapa dekade, para pemimpin suku bekerja sama dengan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk memenangkan kembali kepemilikan tanah mereka. Namun, tidak seperti buldoser, kemajuannya lambat.
Suku Sentinel, India
Sering dijuluki sebagai “masyarakat paling terisolasi di dunia” oleh media, penduduk Pulau Sentinel Utara di Teluk Benggala sangat tertutup. Mereka dikenal suka menanggapi pengunjung pulau itu dengan kasar.
Meskipun disebut sebagai Suku Sentinel atau Penduduk Pulau Sentinel Utara, kita tidak tahu apa sebutan mereka. Bahasa mereka juga tidak dikenal oleh orang luar. Bahkan oleh Suku Andaman di pulau-pulau tetangga yang masih berkerabat dengan mereka.
Perkiraan umumnya menyebutkan jumlah penduduk Suku Sentinel sekitar 50 hingga 200 orang. Mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan gaya hidup berburu-meramu: membuat kano untuk memancing dan menangkap kepiting. Suku ini juga berburu hewan buruan kecil dengan busur, anak panah, dan tombak.
Sejak tahun 1950-an, pemerintah India telah menyatakan pulau itu terlarang dan melarang keras pengunjung. Hal ini dilakukan demi keselamatan semua pihak yang terkait. Suku Sentinel, seperti banyak penduduk pribumi yang terisolasi, rentan terhadap banyak penyakit yang mungkin dibawa oleh pendatang.
Di sisi lain, pendatang juga rentan terhadap anak panah. Anak panah biasa ditembakkan oleh Suku Sentinel ke perahu, helikopter, dan orang-orang yang mendekat.
Pulau itu menjadi berita utama di seluruh dunia pada tahun 2018. Saat itu seorang misionaris Amerika bepergian ke sana secara ilegal. Ia dibunuh segera setelah itu oleh anggota suku tersebut.