Nyepi Cuma Ada di Indonesia, Ini Perbedaan Hindu Bali dengan Hindu India

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 29 Maret 2025 | 10:00 WIB
Banyak orang belum paham bahwa Hindu India dan Hindu Bali memiliki banyak perbedaan. Mulai dari konsep agama, cara beribadah, hari raya, hingga kasta.
Banyak orang belum paham bahwa Hindu India dan Hindu Bali memiliki banyak perbedaan. Mulai dari konsep agama, cara beribadah, hari raya, hingga kasta. (Selamat Made/Flickr)

Berkaitan dengan syarat monoteisme, orang Bali memilih nama Sang Hyang Widhi di antara nama-nama lain yang merujuk pada dewa tertinggi mereka sebagai konsep yang sejajar dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengenai kitab suci, mereka akhirnya menunjuk Mahabharata dan Veda yang sebenarnya belum dikenal di Bali hingga abad ke-20.

Para reformis kemudian sempat mempertimbangkan untuk menunjuk Bagawan Biasa, dari mitos tentang penyususun Veda dan Mahabharata, sebagai nabi, namun mereka menyadari bahwa Hinduisme tidak mempunyai dan tidak membutuhkan seorang nabi. Beberapa kesepakatan ini tidak serta-merta membuat agama mereka langsung diakui.

Barulah pada 1958, dengan mobilisasi seluruh organisasi kegamaan setempat, serta dukungan Presiden Soekarno (yang ibunya merupakan orang Bali), sebuah divisi Hindu Bali akhirnya dibentuk di Kementerian Agama. Pada tahun 1963, divisi tersebut diubah menjadi Biro Urusan Agama Hindu Bali, yang dengan demikian legitimasi mereka sebagai sebuah agama secara resmi diakui.

Pada awal 1960-an memang banyak komunitas Bali yang mulai hadir di luar Bali. Mempertimbangkan hal ini, pada sebuah kongres tahun 1964, organisasi Parisada Dharma Hindu Bali mengubah namanya menjadu Parisada Hindu Dharma.

Di tahun berikutnya, Presiden Soekarno mengeluarkan surat PNPS No. 1 tahun 1965 yang menyebutkan agama-agama yang diakui secara resmi yang salah satunya adalah Agama Hindu—bukan Agama Hindu Bali.

Dengan demikian, umat ​​Hindu Bali percaya pada satu-satunya Tuhan, yang tidak dapat Anda temukan pada Hindu India. Orang Bali menyebutnya Acintya atau Sang Hyang Widi.

Di sisi lain, umat Hindu India menganut politeisme. Artinya masyarakat India percaya pada lebih dari satu Tuhan.

Perbedaan lain antara Hindu Bali dan Hindu India, sebagaimana dikutip dari Bali Lost Adventure, adalah terkait cara berdoa dan beribadah. Jika Anda berada di Bali saat tahun baru Saka, masyarakat Bali akan mengadakan Hari Raya Nyepi dan tidak ada seorang pun yang boleh keluar rumah.

Namun di India, justru sebaliknya, saat tahun baru Saka, mereka justru akan keluar rumah dan merayakannya.

Jadi, Hari Raya Nyepi atau merayakan tahun baru Saka dengan menyepi hanya ditemukan pada Hindu Bali atau Hindu di Indonesia.

Secara umum, Hindu India punya beberapa hari besar atau hari libur yakni Holi, Dipawali, Siwaratri, Saraswati Puja, Durga Puja, Chhath Puja, dan guru Purnima. Adapun Hindu Bali memiliki Nyepi (tahun baru Saka), Galungan, Kuningan, Puja Saraswati, Siwaratri, dan Pagerwesi.

Hindu Bali dan Hindu India hanya memiliki dua hari libur yang sama, yakni Siwaratri dan Saraswati Puja.

Cara mereka menentukan hari raya mereka juga berbeda. Hindu India menggunakan Kalender Hindu Kuno atau India menyebutnya Kalender India, sedangkan Hindu Bali menggunakan Kalender Saka dan Wewaran.

Perbedaan lainnya lagi, umat ​​Hindu India menganut lima kasta alias Pancawarna, yakni Brahmana, Ksathrya, Waisya, Sudra, dan Paria. Adapun umat Hindu Bali menganut empat kasta alias Caturwarna, yakni Brahmana, Ksathrya, Waisya, dan Sudra.