Post-Vacation Blues, Sindrom yang Sering Muncul usai Liburan Idulfitri

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 5 April 2025 | 15:00 WIB
Ilustrasi libur Idulfitri. Setelah liburan Idulfitri, beberapa orang mungkin dapat mengalami sindrom post-vacation blues.
Ilustrasi libur Idulfitri. Setelah liburan Idulfitri, beberapa orang mungkin dapat mengalami sindrom post-vacation blues. (Pixabay)

Sebuah studi jangka panjang menunjukkan bahwa kebijakan cuti berbayar selama 10 hari dapat menurunkan risiko depresi pada perempuan hingga 29 persen.

Penelitian lain juga menemukan bahwa liburan mampu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan rasa bahagia.

Namun, ada satu temuan yang cukup mengejutkan: kebahagiaan selama liburan umumnya tidak bertahan lama. Begitu liburan usai, sebagian besar orang kembali ke tingkat kebahagiaan normal hanya dalam beberapa hari.

Lalu, apakah liburan jadi sia-sia karena efeknya hanya sementara? Para peneliti mengatakan tidak. Dalam satu ulasan, mereka menyamakan pertanyaan itu seperti bertanya, “Mengapa kita perlu tidur, padahal nanti kita akan lelah lagi?”

Cara Mencegah Post-Vacation Blues

Jika Anda sudah bisa menebak bahwa kembalinya rutinitas akan terasa berat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum berangkat liburan:

Cara Mengatasi Post-Vacation Blues

Sudah terlanjur merasa murung setelah pulang? Tenang, Anda tidak sendiri. Berikut strategi yang bisa dicoba:

Dengan pendekatan yang tepat, sindrom pascaliburan bukanlah akhir dari kegembiraan, namun justru bisa menjadi pintu masuk untuk hidup yang lebih bermakna.