Bagaimana Kepemimpinan Paus Fransiskus Mengubah Gereja dan Dunia?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 27 April 2025 | 12:00 WIB
Paus Fransiskus menjadi yang pertama dalam banyak hal. Bagaimana kepemimpinannya mengubah Gereja dan dunia?
Paus Fransiskus menjadi yang pertama dalam banyak hal. Bagaimana kepemimpinannya mengubah Gereja dan dunia? (Tânia Rêgo/Wikipedia)

Dalam satu kunjungan, Paus Fransiskus pergi ke sebuah masjid di Republik Afrika Tengah di tengah perang saudara yang dipicu oleh pertikaian Kristen-Muslim.

Melakukan hal-hal yang tidak konvensional

Francis juga telah membawa bakatnya untuk hal-hal yang tidak konvensional ke dalam tugas sehari-hari di Vatikan. Ia mengumpulkan dewan kardinal penasihat, dengan menegaskan bahwa ia akan berkonsultasi dengan orang lain; serta berupaya untuk merampingkan administrasi Vatikan, yang disebut Kuria Roma.

Paus Fransiskus bahkan mengangkat seorang perempuan, Suster Nathalie Becquart, ke peran kunci di Dikasteri untuk Para Uskup. Jabatan itu merupakan salah satu jabatan kuria yang paling berpengaruh. Ini bukanlah langkah besar. Namun merupakan langkah-langkah yang melampaui langkah-langkah yang telah diambil oleh kedua pendahulunya selama 34 tahun masa jabatan mereka.

Pada saat yang sama, Fransiskus dengan sengaja mengarahkan kepausan ke luar: mengabdikan surat ensiklik keduanya, Laudato si. Surat ensikliknya ditujukan untuk mengatasi keadaan darurat iklim.

“Siapa saya untuk menghakiminya?”

Paus Fransiskus terkenal karena kemampuannya untuk berbicara santai kepada siapa saja. Termasuk kepada pers. Hal ini mungkin jarang dilakukan oleh tokoh publik mana pun.

Pada bulan Juli 2013, ia melakukan konferensi pers pertamanya di atas pesawat kepausan. Saat itu, Paus Fransiskus dengan ramah menjawab pertanyaan wartawan tentang dugaan “kelompok gay”.

”Jika seseorang gay dan sedang mencari Tuhan serta memiliki niat baik, lalu siapakah saya untuk menghakiminya?”

Namun, citra Paus Fransiskus sebagai “Paus rakyat” menimbulkan pertentangan di kalangan tradisionalis Katolik. Kaum tradisionalis menghargai Paus Yohanes Paulus II karena popularitasnya.

Ketika memasuki usia 86 tahun, Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk mengundurkan diri. Kecuali jika ia tidak lagi mampu menjalankan tugasnya. Hal ini dibuktikannya dengan pemberian berkat Urbi et Orbi di hari Paskah, sehari sebelum ia wafat di usia 88 tahun.

Lebih dari satu dekade menjabat, Paus Fransiskus membawa banyak perubahan dalam Gereja Katolik. Perubahan tersebut diharapkan oleh banyak orang, namun tidak sedikit yang menentangnya.

Selama satu dekade, Paus Fransiskus pun dengan jujur ​​mengakui bahwa Gereja adalah lembaga yang tidak dapat diprediksi—lembaga yang dinamis.

Paus Fransiskus mungkin tidak mencapai semua yang diharapkannya. Tetapi ia adalah seorang pemimpin yang karismanya dan keinginannya untuk terhubung dengan orang lain akan dikenang lama.Paus Fransiskus mungkin mendapatkan banyak pertentangan serta kritik. Di sisi lain, ia berhasil memberi harapan baru bagi orang yang tidak banyak berharap pada Gereja.

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News   https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.