Bagaimana Asteroid Pembunuh Dinosaurus Membentuk Kawah Chicxulub?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 21 Mei 2025 | 12:00 WIB
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, asteroid pembunuh dinosaurus menabrak Semenanjung Yucatan di Meksiko. Tubrukan itu menciptakan kawah Chicxulub.
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, asteroid pembunuh dinosaurus menabrak Semenanjung Yucatan di Meksiko. Tubrukan itu menciptakan kawah Chicxulub. (Detlev van Ravenswaay/Science Source)

Nationalgeographic.co.id—Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid menabrak Semenanjung Yucatan di Meksiko. Tubrukan itu memicu peristiwa kepunahan yang memusnahkan dinosaurus dan hampir memusnahkan semua kehidupan di Bumi. Asteroid itu menghantam dengan energi yang sama dengan 100 juta bom atom. Serta meninggalkan bekas “luka” selebar 150 km yang sekarang dikenal sebagai kawah Chicxulub.

Tim ahli geofisika telah mengebor rongga raksasa di bawah Teluk Meksiko. Mereka menargetkan serangkaian bukit melingkar yang disebut cincin puncak yang terletak di pusatnya. Penemuan mereka menggambarkan bahwa dampak yang kuat dapat melontarkan material yang terkubur jauh di dalam kerak planet yang jauh lebih dekat ke permukaannya.

“Chicxulub adalah satu-satunya kawah di Bumi dengan cincin puncak utuh yang dapat kita ambil sampelnya. Cincin puncak utuh berikutnya akan berada di bulan,” kata Sean P. S. Gulick, seorang ahli geofisika kelautan dari Texas University. “Chicxulub adalah titik nol dari peristiwa kepunahan Cretaceous.”

Tim mengumpulkan sampel inti yang berisi batu kapur dan sisa-sisa batuan yang pecah dan mencair. Setelah itu, mereka mengambil inti dengan granit merah muda.

Dr. Gulick dan rekannya Joanna Morgan, seorang ahli geofisika dari Imperial College London, memimpin tim. Tim tersebut terdiri dari lebih dari 30 peneliti yang mewakili 12 negara untuk mengebor kawah Chicxulub.

Dengan mengebor batu di bawah permukaan laut, mereka menemukan bahwa cincin puncak terbuat dari granit. Granit biasanya ditemukan jauh lebih dalam di kerak bumi. Mereka menyimpulkan bahwa dampak asteroid itu begitu kuat sehingga mengangkat sedimen dari dasar kerak bumi beberapa kilometer ke atas ke permukaannya.

“Batuan-batuan ini berperilaku seperti cairan untuk waktu yang singkat, dan batuan tidak cenderung melakukan itu,” kata Dr. Morgan. “Hal ini adalah proses yang sangat dramatis ketika membentuk kawah besar.”

Hasil tim tersebut diterbitkan di jurnal Science dengan tajuk “The formation of peak rings in large impact craters”. Hasil penelitian dapat membantu mengakhiri perdebatan tentang bagaimana kawah Chicxulub terbentuk dalam beberapa menit setelah tabrakan kolosal tersebut.

Penelitian tersebut juga dapat memberikan dukungan pada teori model keruntuhan dinamis. Teori tersebut menyatakan bahwa dampak asteroid begitu kuat sehingga mengguncang bebatuan di dalam kerak bumi. Dan menyebabkannya terangkat sebelum runtuh ke permukaan untuk menghasilkan cincin puncak.

Temuan mereka menimbulkan tantangan bagi model lain yang menyatakan bahwa cincin puncak terbentuk dari pencairan bagian atas kerak. Sampel inti yang diambil dari kawah Chicxulub menunjukkan bahwa cincin puncaknya terbuat dari granit. Granit itu kemungkinan besar berasal dari dalam kerak bumi.

“Model lainnya tidak mungkin benar mengingat apa yang telah kami temukan,” kata Dr. Gulick. Ia mengatakan teori tersebut juga dapat menjelaskan bagaimana kawah besar yang ditemukan di bulan, Merkurius, dan Venus terbentuk.

Baca Juga: Studi Ungkap Dampak Asteroid Chicxulub Tidak Begitu Mematikan bagi Dinosaurus