Babi Berjanggut Kalimantan, Penjelajah dan Pelindung Hutan Kalimantan

By Gregorius Bhisma Adinaya, Senin, 14 Mei 2018 | 15:33 WIB
Babi berjanggut Kalimantan (Rufus46)

Penulis: Edmond Dounias, Institut de recherche pour le développement (IRD)

Kalimantan—pulau terbesar keempat di dunia, rumah bagi lebih dari 20 juta orang—selalu membangkitkan daya tarik para penjelajah. Pulau ini memiliki hutan hujan tropis, saluran air dan gunung yang menjulang, dan suku asli pulau tersebut memiliki hubungan yang mendalam dengan hutan.

Lanskap rapuh

Pulau seluas 743.330 kilometer persegi tersebut memiliki kawasan hutan terbesar di Asia. Pembalakan secara intensif, penambangan terbuka, serta pertumbuhan industri pertanian, khususnya kelapa sawit, dan pembukaan lahan gambut mengancam kelestarian hutan Kalimantan.

Baca juga: Keluar Dari Mobil, Satu Keluarga Dikejar Cheetah di Taman Safari

Borneo adalah salah satu daerah dengan tingkat deforestasi paling ganas di dunia. Pada awal 1970-an, luas hutannya sekitar 56 juta hektare. Dalam 45 tahun, 20 juta hektare telah ditebang.

Perpindahan penduduk miskin dari pulau-pulau Madura, Jawa, dan Bali yang padat penduduk turut menyumbang penebangan hutan ini. Terbiasa dengan pertanian intensif, para penduduk yang berasal dari pulau-pulau tersebut membuka hutan untuk bercocok tanam. Kadang-kadang terjadi konflik antara kelompok pendatang dengan suku asli, yang dapat berubah menjadi konflik berdarah.

Selain itu kebakaran hutan besar yang dipicu kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino, semakin menghancurkan hutan.

Hutan hujan di Kalimantan menjadi rumah bagi berbagai satwa langka dan dilindungi, termasuk oranguta (Lutfi Fauziah)

Orang utan, macan tutul, dan babi berjanggut

Borneo kaya akan keanekaragaman hayati. Pulau ini rumah bagi banyak spesies unik. Tanaman uniknya termasuk Nepenthes pemakan daging serta Rafflesia arnoldii, bunga terbesar di dunia yang mengeluarkan bau daging busuk. Hewan-hewan seperti orang utan, gajah kerdil Kalimantan, macan tutul, monyet berhidung panjang dan tupai tanah juga hidup di pulau tersebut.

Salah satu spesies yang jarang disebutkan adalah babi berjanggut, Sus barbatus. Babi berjanggut adalah hewan yang paling simbolis untuk pulau tersebut.

Babi hutan ini dinamai babi berjanggut karena ia memiliki bulu yang melengkung ke atas dan ke depan, menutupi pipinya dan rahang bawahnya. Ada dua subspesies: S. barbatus oi hanya ada di Sumatra, dan S. barbatus barbatus hidup di Semenanjung Malaya dan Kalimantan.

Babi berjanggut adalah penjelajah yang tidak kenal lelah. Ia menjelajah sendirian dan dalam kelompok besar. Ia sering melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk mencari makanan yang disukainya. Karenanya, babi berjanggut memainkan peran penting sebagai tukang kebun hutan Kalimantan.