Kisah Belle Gunness, Gadis Petani yang Membunuh Pria-pria Kesepian

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 15 Mei 2018 | 14:38 WIB
Belle Gunness mencari korbannya dengan memasang iklan cari jodoh di koran. (AP)

Pada 1906, Andrew Helgelien, pria berusia 49 tahun, menjawab sebuah iklan yang dipasang di koran berbahasa Norwegia, Minneapolis Tidende. Iklan tersebut berasal dari Belle Gunnes, wanita berumur 46 tahun yang sedang mencari pasangan di pertanian La Porte.

Berdasarkan iklan tersebut, Belle sedang mencari investor sekaligus berpotensi menjalin hubungan lebih dengannya.

Pria dan wanita tersebut pun saling bertukar surat selama 18 bulan. Peluang bisnis berkembang menjadi janji untuk hidup bersama.

Dari surat-surat yang masih ada hingga saat ini, diketahui bahwa Belle menyatakan cinta kepada Andrew. Ia meminta Andrew untuk pindah dan hidup bersamanya. Namun, keinginan itu tertunda karena masalah keluarga.

Baca juga: Sindrom Stockholm, Ketika Tawanan ‘Jatuh Cinta’ dengan Penculiknya

“Kita akan hidup bahagia saat kau tiba di sini,” tulis Belle, dalam salah satu suratnya.

“Aku akan memberikan kasih sayang yang besar untukmu, melebihi siapa pun yang ada di dunia ini,” paparnya di lain surat.

Belle menyatakan dua keinginannya dengan jelas: Andrew harus membawa semua uangnya – tidak boleh meninggalkan sepeser pun – dan ia harus merahasiakan kepindahannya dari orang lain. Dengan begitu, kehidupan baru mereka bisa menjadi kejutan bagi keluarga kedua belah pihak.

Setelah 1,5 tahun, pada 3 Januari 1908, Andrew akhirnya tiba di kediaman Belle.

Membunuh demi uang

Tiga hari kemudian, pasangan ini pergi ke bank lokal. Di sana, Andrew menukar tiga sertifikat deposit dengan uang sebanyak 2839 dollar AS – atau sekitar 75 ribu dollar AS di masa sekarang (Rp1 milyar). Andrew awalnya ingin menerima cek saja, namun Belle yang sudah tak sabar, meminta uang tunai.

Setelah mendapatkan uang, mereka pergi dari bank, dan itu terakhir kalinya Andrew terlihat masih hidup.

Ya, setelah 18 bulan penuh rayuan, akhirnya Belle mendapatkan keinginannya: membunuh Andrew Helgelien dan mencuri uang pria tersebut.

Harold Schechter, penulis kisah kriminal, mengatakan bahwa Andrew merupakan satu dari korban-korban Belle.

Dalam buku terbarunya Hell’s Princess: The Mistery of Belle Gunness, Butcher of Men, Schechter memaparkan, Belle mencari pria-pria kesepian yang membalas iklannya, lalu membunuh, membantai, dan mengubur mereka di lahan pertanian miliknya demi uang.

Migrasi ke Amerika

Belle lahir dengan nama Brynhild Paulsdatter Storset, pada 11 November 1859, di Selbu, Norwegia. Ia bermigrasi ke Amerika dan mengganti namanya menjadi Belle Peterson pada 1881. Belle bekerja di Chicago sebagai asisten rumah tangga.

Pada 1884, ia menikahi penjaga keamanan toserba bernama Mads Ditley Anton Sorenson. Selama satu dekade selanjutnya, mereka hidup dengan beberapa anak adopsi.

Pasangan tersebut lalu membeli toko permen pada 1894, namun mereka mengalami kerugian.

Beberapa bulan kemudian, toko permen mereka terbakar. Kesengajaan diduga menjadi penyebabnya, namun tidak ada bukti kuat. Perusahaan asuransi pun memberikan mereka uang ganti rugi.

Begitu pun ketika rumah mereka terbakar enam tahun kemudian. Belle dan suaminya mendapat uang asuransi lagi. Diperkirakan, mereka mendapat 2000 dollar AS.

Anehnya, Sorenson meninggal akibat pendarahan otak di hari yang sama saat mereka menerima uang asuransi.

Berdasarkan keterangan sang istri, Sorenson baru saja pulang bekerja dengan keluhan  rasa sakit di kepalanya. Belle mengatakan, ia memberikannya bubuk kina – obat sakit kepala yang ampuh pada masa tersebut – lalu menyiapkan makan malam. Saat kembali untuk mengecek suaminya, Sorenson ternyata sudah tak bernyawa.  

Dokter menduga, apoteker salah memberikan obat kepada Belle – yakni morfin dan bukan bubuk kina. Akibat kematian Sorenson, Belle mendapatkan uang asuransi jiwa sebesar 5000 dollar AS saat itu.

Pembunuhan berantai

Uangnya lalu digunakan Belle untuk membeli lahan pertanian La Porte, seluas 48 hektar, pada 1901. Tahun berikutnya, ia menikah dengan pria Norwegia bernama Peter Gunness.

Delapan bulan kemudian, Peter Gunness ditemukan mati dengan bagian belakang kepala yang hancur.

Belle, sambil menangis histeris, mengatakan kepada dokter bahwa penggiling daging jatuh ke atas kepala suaminya tersebutnya. Dengan tidak adanya bukti dan otopsi, kematian Peter ditetapkan sebagai kecelakaan.

Beberapa tahun kemudian, Belle mulai memasang iklan pribadi di koran. Cara tersebut berhasil, mengingat banyak pria yang tertarik dan mendatanginya.

Korban-korban Belle: Ray Lamphere (kiri) berhasil selamat. Sementara Andre Helgelian (kanan), tidak. (AP)

George Berry datang dari Illinois dengan membawa uang tunai sebesar 1500 dollar AS. Christian Hilkven menjual pertaniannya dengan harga 2000 dollar AS, lalu mengunjungi Belle. Emil Tell juga datang ke La Porte dengan membawa 2000 dollar AS, sementara Ole Budsberg dan John Moe membawa 1000 dollar AS. Semua pria tersebut tidak pernah terlihat lagi setelahnya.

“Seperti kebanyakan psikopat, Belle sangat cerdik dalam mengidentifikasi korbannya,” kata Schechter.

“Pria-pria tersebut merupakan bujang kesepian yang diabaikan keluarganya. Belle menipu mereka dengan gambaran perempuan yang suka memasak dan melukis – menjanjikan kehidupan rumah tangga yang akan mereka nikmati,” tambahnya.

Penemuan mayat

Pada 1907, Belle mempekerjakan seorang tukang kayu bernama Ray Lamphere. Mereka menjadi kekasih setelahnya. Namun, Belle mengusir Lamphere tanpa peringatan, saat Andrew Helgelien sampai ke rumahnya.

Terjadi pertengkaran besar dan Belle pun melaporkan Lamphere atas tuduhan kekerasan. Kepada para tetangga, Belle mengatakan bahwa Lamphere mengancam akan membakar pertanian dan membunuhnya.

Pada 27 April 1908, lahan pertanian Belle benar-benar terbakar.

Tiga anak asuhnya mati dalam kebakaran tersebut. Selain itu, ditemukan tubuh wanita tanpa kepala di sisa kobaran api, namun tidak ada yang bisa memastikan apakah itu milik Belle atau bukan.

Penemuan mayat korban di lahan pertanian Belle. (AP)

Para pria lokal mencoba menggali pertanian untuk mencari kepala mayat tersebut. Namun, yang mereka temukan sangat mengejutkan.

Pada 3 Mei, warga melihat daging manusia, lengan, dan bagian tubuh lainnya yang sudah terpotong-potong. Diketahui bahwa itu milik Andrew Helgelien.

Saat menggali lebih lanjut, mereka menemukan tubuh membusuk lainnya. Bagian tubuhnya ditutupi oleh kain goni, sementara tangan dan kaki tersebar di sekitarnya.

Baca juga: Di Museum Ini, Anda Bisa Melihat Koleksi Produk-produk Gagal

Dua hari kemudian, nama Belle memenuhi surat kabar di negara tersebut. Orang-orang memanggilnya dengan julukan “Raksasa Indiana”, “Hantu La Porte”, “Nyonya dari Istana Kematian”, dan “Putri Neraka”.

Jumlah korbannya tidak jelas. Dua belas mayat ditemukan di sekitar lahan Belle. Namun, Guinness Book of World Records memperkirakan  totalnya ada 28 korban. Mereka pun mencatata Belle sebagai “pembunuh modern dengan jumlah korban terbanyak”.  

Tidak ada yang mengetahui nasib terakhir Belle – mengingat pemilik tubuh tanpa kepala itu tidak pernah ditemukan.

Schechter berharap, dengan menulis buku tentang Belle, ia bisa mengungkap misteri hilangnya perempuan tersebut. Sebenarnya, pilihannya ada dua: apakah Belle melarikan diri, atau mati dalam peristiwa kebakaran.