Kemajuan Teknologi Pencitraan Udara Mampu Selamatkan Banyak Nyawa

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 25 Mei 2018 | 16:50 WIB
Drone DJI Matrice 200 terbang dengan stabil membawa 2 kamera (Bhisma Adinaya)

Beberapa tahun belakangan, "drone" menjadi sebuah kata yang sangat populer. Bukan tanpa alasan, hal ini dipicu oleh merebaknya perangkat UAV (unmanned aerial vehicle) di tengah masyarakat. Harga yang semakin terjangkau membuat produk teknologi ini menjadi semakin mudah dimiliki oleh siapapun.

kegiatan memotret dan merekam video dari udara pun menjadi kegiatan yang dapat ditemui di mana-mana. Tidak hanya fotografer atau videografer profesional, penghobi pun juga melakukannya.

Baca juga: Risiko Mengambil Gambar di Lokasi Peluncuran Roket: Kamera Meleleh

Fenomena "semua orang bisa menjadi pilot" ini tidak terlepas dari peran DJI—salah satu brand terdepan dalam industri drone sipil dan teknologi pencitraan udara—yang giat menciptakan berbagai jenis pesawat tanpa awak ini.

Tidak berhenti sampai di situ, agar semakin dapat membantu di segala aspek kehidupan, DJI pun melakukan berbagai strategi pengembangan. Salah satunya adalah melalui kerja sama dengan pihak-pihak pengembang teknologi lainnya.

Di Indonesia, DJI melakukan kerja sama dengan Halo Robotics, distributor teknologi drone. Tujuannya adalah agar penggunaan drone dapat berlanjut kepada tahap yang lebih tinggi, bagi instansi pemerintahan maupun perusahaan.

Diskusi mengenai sejauh mana teknologi drone membantu pekerjaan manusia. (Bhisma Adinaya)

Dalam acara peresmian kerjasama DJI dengan Halo Robotics di Jakarta pada hari Kamis (24/5/2018), Jan Gasparic, Head of Enterprise Partnetships, DJI, mengatakan bahwa keahlian yang dimiliki oleh Halo Robotics bila digabungkan dengan teknologi dari DJI mampu mewujudkan tujuan tersebut.

Dalam acara yang sama juga, DJI bersama Halo Robotics melakukan peragaan atas teknologi yang sudah mereka ciptakan bersama. Sebuah DJI drone seri Matrice 200 (M200) disandingkan dengan Zenmuse XT2, kamera mutakhir yang mampu melihat dan menampilkan visual berdasarkan suhu sebuah objek—menjadi data termal.

Baca juga: Pahami 'Rambu-rambu' Agar Pertemanan Tak Rusak Karena 'Politik Kantor'

Perkawinan teknologi ini saja sudah mampu digunakan dalam berbagai instansi dan perusahaan. Efisiensi kerja hingga nyawa seseorang pun dapat diselamatkan. Sebagai gambaran, perkawinan DJI M200 dengan Zenmuse XT2 dapat digunakan bagi instansi atau perusahaan berikut ini.

1. Tim SAR atau pemadam kebakaran.

Salah satu fitur dari Zenmuse XT2 adalah melihat dengan data termal. Bayangkan bila bencana alam terjadi pada malam hari dan lokasi bencana terdapat di daerah yang susah diakses. Dengan memanfaatkan fitur ini, tim SAR dapat dengan mudah mengakses dan mencari orang dalam gelap. Tidak sulit, tim SAR hanya perlu membatasi pencarian pada visual dengan pengukuran suhu yang sesuai dengan suhu tubuh manusia.

Hal yang sama juga dapat diterapkan oleh petugas pemadam kebakaran. Dalam sebuah lokasi yang terbakar, petugas pemadam kebakaran dapat melakukan seleksi terhadap suhu tubuh badan manusia.

DJI Matrice 200, Zenmuse XT2 dan fitur pengelihatan berdasarkan temperatur. (Bhisma Adinaya)

2. Perusahaan listrik

Salah satu kecelakaan kerja yang sering kita dengar adalah petugas perusahaan listrik yang tersetrum ketika bekerja. Walaupun yang dilakukan sederhana, melakukan pengecekan terhadap instalasi, namun bahaya yang mengintip di balik tugas ini mengancam nyawa petugas.

Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan tidak perlu mengirim petugas untuk melakukan pengecekan. Drone juga tidak perlu terbang dekat dengan instalasi, kemampuan Zenmuse XT2 memungkinkan operator untuk melakukan pembesaran gambar (optik maupun digital). Kemampuan terbang statis secara stabil yang dimiliki oleh M200 membantu pengambilan visual dengan stabil.

Dalam beberapa kasus, fitur pembacaan termal juga dapat diaplikasikan untuk mengecek instalasi bermasalah yang ditandai dengan meningkatnya suhu. Fitur temp alarm siap "berteriak" ketika mendeteksi sebuah objek dengan suhu yang melebihi batas tertentu.

Baca juga: Ini Cara yang Bisa Dilakukan Agar Tidak Gampang Mengantuk Saat Puasa

3. Pengawasan hewan liar dan alam

Salah satu musuh terbesar bagi satwa liar adalah para pemburu. Tidak hanya bagi satwa liar, jagawana atau "polisi hutan" juga kerap kali mengalami kesulitan dalam melakukan pengawasan terhadap pemburu liar.

Pemburu liar sering beraksi pada malam hari dan melakukan aksinya secara sembunyi-sembunyi. Bayangkan, bila mereka tidak dengan segera ditangkap, eksistensi satwa liar menjadi taruhannya.

Dengan kemampuan pengelihatan termal, tentu dengan lebih mudah para petugas melakukan pencarian dan penjagaan. Bahkan dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, M200 tetap mampu terbang dengan baik.

4. Perusahaan perkebunan dan perusahaan pemetaan

Dwi Okiyanto, UAV - GIS department manager, Great Giant Pineapple, mengatakan bahwa teknologi ini membawa kemajuan dan peningkatan efisiensi bagi perusahaan. Sebelumnya, mereka melakukan pemetaan lahan secara manual, namun saat ini drone sudah mengambil alih fungsi itu.

"Dengan drone, kami dapat menemukan lokasi yang sesuai untuk jenis tumbuhan tertentu", ungkap Oki ketika menjelaskan fungsi drone bagi perusahaan. "Bahkan kegiatan ini sekarang bisa dilakukan lebih sering dan efisien", tambah Oki.

Baca juga: Fosil Ini Ungkap Kelompok Mamalia Purba dan Terbelahnya Benua Pangaea

Terus berkembang

Beberapa contoh di atas hanya menunjukkan satu fitur perkawinan saja. Sementara itu, dalam dunia teknologi, inovasi yang tidak pernah berhenti akan selalu menciptakan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dan alam.

Sejalan dengan itu, Eli Moselle, Presiden Direktur Halo Robotics, mengatakan bahwa pelanggan mereka juga selalu mencari alat dan teknologi terbaru demi efisiensi dan optimalisasi proses kerja.

Lebih lanjut, Eli juga mengatakan bahwa Halo Robotics bersama DJI akan selalu menghadirkan solusi dan produk DJI yang akan membawa dampak positif terhadap kebutuhan tersebut.