Pramoedya Ananta Toer, Sang Genius nan Kontroversial Asal Blora

By Mahandis Yoanata Thamrin, Rabu, 30 Mei 2018 | 14:13 WIB
Pramoedya Ananta Toer (National Geographic Indonesia)

Periode awal kebangkitan nasional itulah yang menginspirasi adikaryanya yang kerap dijuluki sebagai Tetralogi Buru atau Tetralogi Bumi Manusia: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Kita bisa mengenal riwayat Indonesia dengan membacanya. Kendati setebal lebih dari 2.000 halaman dan mengisahkan asal mula kebangkitan nasional Indonesia, novel ini tidak menyebut satu patah pun kata "Indonesia". Max Lane mengatakan demikian dalam bukunya "Indonesia Tidak Hadir di Bumi Manusia" yang dirilis oleh penerbit Djaman Baroe pada 2017.

Pram dikenang sebagai sastrawan genius dan sosok pekerja keras dalam menghidupkan karya-karyanya. Akankah generasi sekarang membaca karya-karya Pram? Pram memiliki gagasan besar tentang jatidiri siapa kita sesungguhnya, dan apa yang harus kita karyakan untuk negeri ini.

Seperti ungkapan Pram saat kunjungannya di Universitas Gadjah Mada, “Anda boleh sekolah setinggi-tingginya, tapi kalau Anda tidak berkarya, Anda akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah.

Baca juga: 10 Kebiasaan Simpel yang Bisa Menyelamatkan Anda dari Penyakit Mental