Peneliti: Mengonsumsi Suplemen Multivitamin Tidak Ada Gunanya

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 31 Mei 2018 | 09:35 WIB
Apakah tubuh kita benar-benar membutuhkan asupan suplemen dan vitamin? (Zika Zakiya)

Suplemen vitamin dan mineral menjadi salah satu kebutuhan pokok beberapa orang. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa mengonsumsi kedua hal tersebut tidak ada gunanya.

Sebuah tinjauan sistematis dari data terbaru, serta pengujian yang dilakukan antara Januari 2012 hingga Oktober 2017, menemukan fakta bahwa suplemen populer – seperti vitamin C, D, serta kalsium – tidak memberikan keuntungan bagi kesehatan kita.

Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka mampu mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, serangan jantung, stroke, dan kematian dini.

Baca juga: Para Peneliti Ungkap Bahaya Mimpi Buruk Bagi Kesehatan Kita

Studi yang dipublikasikan pada Journal of the American College of Cardiology ini, dipimpin oleh para peneliti dari St. Michael’s Hospital University of Toronto. Mereka meneliti beberapa suplemen seperti A, B1, B2, B3 (niacin), B6, B9 (asam folat), C, D, E, karoten, kalsium, zat besi, magnesium dan selenium.

“Kami sangat terkejut karena hanya menemukan sedikit efek positif dari suplemen yang selama ini dikonsumsi banyak orang,” kata dr. David Jenkins, pemimpin penelitian.

“Studi kami menemukan fakta bahwa mengonsumsi multivitamin cukup aman untuk dilakukan. Namun, itu juga tidak memberikan keuntungan apa pun,” tambahnya.

Meskipun begitu, menurut para peneliti, ada beberapa suplemen yang memberikan manfaat. Asam folat dan vitamin B dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Niacin dan antioksidan juga berkaitan dengan penurunan risiko kematian. Namun, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, itu juga bisa berbahaya.

Baca juga: Atasi 'Insomnia' dengan Beberapa Langkah Ringan Sebelum Mencoba Tidur

Peneliti menyarankan, konsumsi suplemen sebaiknya dilakukan apabila mengalami defisiensi dan harus berdasarkan rekomendasi ahli kesehatan. Sebagai contoh, vitamin D yang sulit didapat dari makanan, bisa diganti dengan suplemen. Namun, jika tidak, makanan sehat sudah cukup memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral kita. 

“Meskipun beberapa suplemen seperti asam folat mampu mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung, namun hal yang paling menguntungkan adalah apabila kita bergantung pada pola makan sehat,” kata Jenkins.

“Sejauh ini, tidak ada suplemen mana pun yang lebih bermanfaat dibanding semangkuk sayuran, buah, dan kacang-kacangan,” pungkasnya.