Hati-hati, Diet Tinggi Protein Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 1 Juni 2018 | 15:48 WIB
Steik. ()

Sebuah studi menemukan fakta bahwa diet tinggi protein yang populer belakangan ini -- dan digunakan untuk mengurangi asupan karbohidrat -- ternyata meningkatkan risiko gagal jantung pada pria hingga 49%.

Penelitian kecil ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi dada ayam dan daging yang menjadi “makanan utama” pada diet tinggi protein – seperti Atkins -- dan bahan baku industri suplemen diet.

Hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti di Finlandia ini menunjukkan, jenis diet tersebut berkaitan dengan risiko penyakit jantung.

Baca juga: Peneliti: Mengonsumsi Suplemen Multivitamin Tidak Ada Gunanya

Partisipan pria muda dan tua yang mengonsumsi protein hewan lebih banyak, diketahui risiko gagal jantungnya mencapai 43 hingga 49%. Jumlah ini lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mengonsumsi protein terlalu banyak.

 “Sementara semakin banyak orang yang menerapkan diet tinggi protein, saya rasa penting untuk mengetahui manfaat dan risiko di baliknya,” kata dr. Jyrki Virtanen, pemimpin penelitian dan profesor gizi di University of Eastern Finland.

Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu lagi memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Ini membuat jaringan dan organ-organ tubuh  menjadi “sakit”.

Baca juga: Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Jika Menunda Berbuka Puasa

Studi yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah Circulation ini, meneliti 2441 pria berusia 42 hingga 60 tahun dengan diet yang mereka jalani selama 22 tahun. Peneliti menemukan fakta bahwa pada grup partisipan tersebut, terdapat 334 kasus gagal jantung.

Dari beberapa jenis protein yang diteliti, hanya telur dan ikan yang tidak meningkatkan risiko gagal jantung. Daging menyebabkan peningkatan, namun tidak terlalu signifikan. Sementara, daging merah yang diproses – seperti sosis dan bacon – berkontribusi pada peningkatan risiko gagal jantung yang cukup tinggi.

World Health Organization (WHO) menyarankan kita untuk menerapkan diet seimbang. Kurangi asupan gula dan makanan yang mengandung lemak jenuh, lalu ganti dengan ikan, sayur, dan kacang-kacangan.