Media Sosial: Ketika Anda Sudah Dikuasai, Waktunya Jaga Jarak

By Gregorius Bhisma Adinaya, Sabtu, 2 Juni 2018 | 17:45 WIB
Terbelenggu oleh media sosial (Steemit)

Nationalgeographic.co.id - Kalau Anda menemukan satu atau lebih gejala berikut, berarti sudah datang saatnya untuk mengambil jarak dengan media sosial.

Dewasa ini, media sosial menjelma menjadi alat komunikasi yang sangat dahsyat. Bagaimana tidak? Tujuh puluh dua persen dari pengguna internet adalah pengguna media sosial.

Baca juga: Ketika Bayi Anjing Laut Mati dengan Sampah Plastik di Perutnya

Facebook meraup 1,5 milyar pengguna, 23% di antaranya log in setidaknya 5 kali per hari. Twitter yang memiliki 550 juta registered user dan 215 juta pengguna aktif per bulan juga kembali menunjukkan taringnya. Belum lagi Youtube, Google+, Pinterest, dan Instagram.

Popularitas media sosial di dunia ini dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sosial, entah itu untuk tujuan bisnis maupun penggunaan pribadi.

Namun belakangan muncul pertanyaan seperti ini, apakah Anda telah memberdayakan atau justru dikuasai oleh media sosial?

Seringkali kita berinteraksi di dunia maya secara berlebihan, bahkan cenderung mengarah pada kecanduan. Kalau Anda menemukan satu atau lebih gejala berikut, mungkin memang waktunya Anda “berlibur” sejenak dari media sosial.

1.Ketika situs jejaring sosial, semisal Facebook dan Twitter, menjadi platform utama dalam berkomunikasi. Punya 500 teman, tapi hanya 10 orang yang benar-benar Anda kenal di dunia nyata?

2.Ketika Anda terus menerus ingin membaca/meng-update status di media sosial, sehingga Anda menjadi tidak produktif.

3.Ketika sebagian besar kehidupan pribadi Anda terpampang di berbagai media sosial. Posting ke media sosial sepertinya menjadi alternatif untuk menulis buku harian, tetapi ada saatnya kita harus mengerem keinginan mengunggah hal-hal pribadi.

4.Ketika berlebihan melampiaskan kekesalan melalui media sosial. Berhati-hatilah, karena postingan atau unggahan semacam ini bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Tradisi Berpuasa Bagi Agama Lain Selain Islam, Seperti Apakah?