Patung-patung UMA dibuat dengan 3500 hingga 5000 pon beton dan tidak mengandung plastik atau bahan beracun lainnya.
Jika cuaca sesuai dengan perkiraan, koleksi museum akan diantarkan ke “tempat peristirahatan terakhirnya” dengan kapal tongkang. Setelah itu, mereka akan ditempatkan di posisinya masing-masing di museum dengan mesin derek. Apabila sudah lengkap, UMA siap dibuka untuk umum.
“Ketika menyelam dan melihat karya Anda dikelilingi oleh hewan-hewan laut, Anda pasti merasa diapresiasi,” kata Andy McAlexander, presiden SWARA.
“Jika ada ikan kecil berlindung di dalam patung yang Anda buat, itu lebih dari sekadar seni, melainkan menggambarkan kehidupan laut secara umum. Mengingatkan bagaimana kita masing-masing memiliki peran untuk menjaga kehidupan laut yang rapuh,” pungkasnya.