Ingin menyaksikan ribuan kuda unik yang dipadukan dengan budaya? Datang saja ke "Parade 1001 Kuda Sandalwood". Tradisi tahunan Nusa Tenggara Timur (NTT) ini akan dilaksanakan pada 2-9 Agustus 2018.
Daya tarik acara ini tidak hanya berlaku pada wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga tercatat banyak hadir untuk menyaksikan langsung.
Baca juga: Menyedihkan, Gunung Everest Kini Dipenuhi Sampah Para Pendaki"Parade kuda ini unik, hanya ada di NTT. Parade Kuda ini akan dipadukan dengan Festival Tenun Ikat yang akan dihadiri penenun se-NTT. Ada culture unik yang ditampilkan di sini," papar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu, Rabu (20/6/2018).Marius menambahkan, Parade 1.001 Kuda Sandalwood akan dimulai pada 2-3 Agustus, di Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Setelah itu, pada 4-5 Agustus menuju Anakalang Waibakul, ibu kota Kabupaten Sumba Tengah. Selanjutnya, 6-7 Agustus ke Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. Dan berakhir pada tanggal 8-9 Agustus di Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya."Dalam parade kuda itu para peserta akan menginap semalam di setiap kabupaten. Sedangkan untuk festival tenun ikat akan berlangsung di Tambolaka, Sumba Barat Daya," jelas Marius Ardu.
Baca juga: Bluetooth, Teknologi Nirkabel yang Terinspirasi dari Seorang Raja
Lebih lanjut, Marius mengatakan bahwa kuda-kuda yang ikut serta dalam parade akan dihias dengan berbagai pernak-pernik. Selain itu, para joki juga diharuskan mengenakan pakaian adat."Nantinya, juri akan menilai masing-masing kelompok berdasarkan beberapa kriteria, seperti penampilan serta keterampilan mengatur dan mengendalikan kuda-kudanya," terangnya.Selain itu, panitia parade juga sudah menyiapkan kuda untuk ditunggangi wisatawan yang hadir untuk menikmati atraksi wisata berkuda ke destinasi-destinasi yang ada di Sumba. Terkait Festival Tenun Ikat Sumba 2017 juga akan ditawarkan kepada wisatawan mancanegara.
Baca juga: Gol Meksiko ke Gawang Jerman Menyebabkan Gempa di Mexico City"Kita kaya akan destinasi dan tempat menarik di daerah seperti bahari juga budaya. Saya berharap, kedua agenda besar itu menjadi branding baru. Bisa memperkuat branding parawisata yang telah ada, seperti Pasola, peninggalan megalitik, budaya marapu dan savana," kata Esthy.Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya ikut menyimak event pariwisata yang akan digelar di NTT itu. Menpar mengaku bangga jika di daerah memiliki banyak event untuk mempromosikan wisata asalnya kepada dunia.Hal yang menjadi catatan Menpar, acara ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sudah dipromosikan jauh-jauh hari dan dilaksanakan sesuai jadwal. Menpar pun menjadikan Solo dan Banyuwangi sebagai tolok ukur keberhasilan.“Saya berikan contoh kabupaten yang memiliki event terbaik, yaitu Solo dan Banyuwangi. Mereka membuat calender of event, yang berani mereka luncurkan dalam kurun waktu setahun sebelumnya, dan itu fixed schedule,” ucapnya.
Baca juga: Pertikaian 'Abadi' Antara Saudara Kandung Lahirkan Adidas dan PumaMenpar Arief Yahya mengingatkan kepada seluruh Kadispar di tanah air, agar Calender of Events berjalan sesuai jadwal. Hal ini terkait dengan calon wisatawan yang akan melakukan pemesanan terkait akomodasi.