Parade 1001 Kuda Sandalwood saat ini tengah berlangsung di Pulau Sumba. Acara tahunan yang baru pertama kali diadakan tersebut menampilkan ratusan kuda sandalwood yang terkenal lincah dan tangguh beserta para joki andal dari berbagai wilayah di Pulau Sumba.
(Baca juga: Parade 1001 Kuda Sandalwood Digelar Perdana di Pulau Sumba)
Kuda Sandalwood (Equus caballus), atau kerap disebut kuda Sandel, merupakan kuda poni yang berasal dari Pulau Sumba. Nama Sandalwood diambil dari Pohon Cendana (Sandalwood tree) yang dulunya berkembang subur di Sumba dan pernah menjadi komoditi utama pulau tersebut pada masa lampau.
Kuda Sandalwood dikenal sebagai salah satu kuda poni terbaik di Indonesia, karena merupakan jenis campuran dengan kuda arab. Kuda yang satu ini memiliki bentuk kepala yang gagah, dengan sepasang telinga kecil, mata ekspresif.
(Baca juga: Menjemput Tamu dengan Pasukan Berkuda ala Flores)
Di samping itu, kuda Sandel memiliki leher proporsional dan berotot, surai yang tegas, dada dalam dengan bahu miring, punggung cukup panjang, serta kaki dan kuku yang kuat. Warna rambut kuda Sandelwood cukup variatif: hitam, putih, merah, hitam kecokelatan, krem, abu-abu dan belang.
A post shared by National Geographic Indonesia (@natgeoindonesia) on Jul 3, 2017 at 6:48pm PDT
Postur tubuh kuda Sandel relatif rendah bila dibandingkan kuda-kuda ras dari Amerika atau Australia. Tinggi punggung kuda berkisar antara 122–132 cm. Keistimewaan kuda Sandalwood terletak pada kecepatan dan daya tahan yang luar biasa. Karena itulah, kuda Sandalwood sangat popular dalam pacuan kuda. Mereka juga biasa digunakan sebagai kuda pacu dalam balap kuda tanpa pelana yang treknya bisa mencapai lebih dari 5 km.
(Baca juga: Kuda Bisa Membaca Emosi di Wajah Manusia)
Kuda poni Sandalwood juga biasa digunakan dalam Pasola, tradisi adu ketangkasan yang memadukan keahlian menunggang kuda dan melempar lembing.Tradisi ini merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang diadakan masyarakat untuk menyambut tahun baru dalam kepercayaan Marapu dan panen.
A post shared by National Geographic Indonesia (@natgeoindonesia) on Jul 2, 2017 at 10:13pm PDT
Parade 1001 Kuda Sandalwood dimulai dari Waingapu, Sumba Timur pada tanggal 3-4 Juli, kemudian berlanjut di Anakalang Waibakul, Sumba Tengah, pada tanggal 5-6 Juli. Selanjutnya rombongan parade akan menuju Waikabubak, Sumba Barat pada 7-8 Juli, dan berakhir di Tambolaka, Sumba Barat Daya tanggal 11-12 Juli 2017. Parade ini juga akan dipadukan dengan Festival Tenun Ikat yang akan diselenggarakan pada tanggal 12-17 Juli 2017 di Sumba Barat Daya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR