80 Tahun Tak Terpecahkan, Pembunuhan Sadis Pamela Werner Jadi Misteri

By Gregorius Bhisma Adinaya, Kamis, 21 Juni 2018 | 10:23 WIB
Pamela Werner dan ayahnya, Edward Werner. (whatsonweibo)

Nama Pamela Werner mungkin tidak banyak dikenal saat ini. Namun pada tahun 1937, gadis ini menarik banyak atensi. Sayangnya, atensi itu didapat ketika dirinya menjadi korban pembunuhan sadis.

Baca juga: Piala Dunia 1938: Saat Nazi Memaksa Warga Austria Bermain Untuk Jerman

Pamela Werner dibunuh secara brutal pada bulan Januari 1937, dalam perjalanan pulang dari arena seluncur es di Peking (Beijing), Tiongkok. Kejadian ini pun menjadi sorotan di dalam maupun di luar Tiongkok.

Pamela Werner, gadis berusia 19 tahun ini dibesarkan di Beijing setelah sang ibu meninggal dunia. Penulis dan mantan Konsul Inggris, Edward Werner Fuzou, kemudian menjadikan Werner sebagai anak angkat.

Tanpa disangka, tanggal 7 Januari 1937 menjadi hari terakhir Pamela hidup.

Hari itu Pamela bersama Ethel Gurevitch—seorang teman Rusia yang telah ia kenal selama lima tahun—pergi untuk minum teh dan melanjutkannya dengan pergi menuju arena seluncur es.

Mereka tiba pukul 18.00 dan bermain seluncur es bersama seorang teman yang lain bernama Lillian Marinovski.

Baca juga: Bluetooth, Teknologi Nirkabel yang Terinspirasi dari Seorang Raja

Setelah bermain selama satu setengah jam, menurut kesaksian Gurevitch, Pamela menyelesaikan permainannya dan undur diri untuk pulang. Lebih lanjut, Gurevitch mengatakan bahwa Pamela pulang untuk makan malam.

Mereka sempat membicarakan mengenai kepulangan Pamela—karena saat itu sudah malam. Pamela bersikeras untuk pulang sendiri dan tidak ditemani, bahkan ia mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa terhadap dirinya.

Pamela pun pulang dengan bersepeda.

Tidak sampai di rumah

Pamela Werner (whatsonweibo)

Hingga pukul 22.30 Pamela belum sampai di rumah. Sang ayah pun mengutus Ho Ying, seorang pelayan untuk pergi ke arena selancar es untuk mencari dan menjemput Pamela pulang.

Pamela tidak ditemukan di arena selancar es, bahkan tempat itu sudah tutup. Mendengar kabar tersebut, ayah Pamela pun turut serta melakukan pencarian dengan membawa sebuah obor listrik sebagai penerang. Pencarian juga tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Gol Meksiko ke Gawang Jerman Menyebabkan Gempa di Mexico City

Keesokan harinya, pada pukul 08.00, seorang supir becak menemukan Pamela. Nahas, Pamela ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam sebuah selokan—saat ini tempat tersebut dikenal dengan nama Menara Fox.

Pamela ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan. Tubuhnya dimutilasi dan jantungnya hilang entah ke mana.

Pamela Werner (wikipedia)

Hasil autopsi menunjukkan bahwa Pamela mengalami pemerkosaan. Tidak hanya diperkosa, organ intim Pamela pun rusak dengan pisau secara brutal berkali-kali.

Pendarahan otak juga ditemukan di dalam kepala Pamela. Pukulan benda tumpul seperti balok kayu dan batu menjadi "tertuduh" pelaku penyebab pendarahan tersebut.

Baca juga: Kisah Amalia Usmaianti, Salah Satu Dokter Pengabdi di Pedalaman Papua

Sekeras apapun usaha sang ayah dan para penyelidik, kasus pembunuhan sadis ini pun tidak terpecahkan. Pelaku yang tidak diketahui tujuannya ini pun tidak tertangkap hingga saat ini—mungkin juga sudah meninggal.

Walaupun tidak terpecahkan, namun penyelidikan sempat memunculkan beberapa tersangka: ekspatriat eksentrik, tentara Jepang, dan diplomat senior kedutaan Inggris. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)