Kesaksian Para Pilot Penyintas Segitiga Bermuda, Kawasan Penuh Misteri

By Gregorius Bhisma Adinaya, Kamis, 21 Juni 2018 | 12:11 WIB
Lokasi Segitiga Bermuda (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id - Siapa yang tidak tahu mengenai Segitiga Bermuda, sebuah kawasan di Samudra Atlantik seluas 4 juta km persegi.

Kawasan yang diselimuti dengan berbagai kisah misteri ini "terbentuk" dari tiga tempat yang bila ditarik garis penghubung akan membentuk sebuah bidang segitiga. Ketiga tempat itu adalah teritorial Britania Raya, Puerto Riko, dan Miami.

Baca juga: Piala Dunia 1938: Saat Nazi Memaksa Warga Austria Bermain Untuk Jerman

Berbagai kisah hilangnya kapal dan pesawat yang melintas masih terus terdengar hingga saat ini. Kisah hilangnya lima pesawat tempur Amerika, Bomber Torpedo, yang tergabung dalam skuadron Flight 19 pun menjadi sorotan dunia saat itu—mungkin juga sampai saat ini.

Tidak berfungsinya alat navigasi pada pesawat dalam kawasan itu, fenomena alam, hingga keterlibatan alien pun seringkali dituding sebagai penyebab hilangnya pesawat dan kapal di sana.

Walau banyak kisah mengenai hilangnya pesawat dan kapal, namun kisah mengenai orang-orang yang selamat dari "cengkeraman" segitiga bermuda pun juga menjadi penyeimbang pemberitaan. Meski begitu, kesaksian mereka juga tetap menyisakan banyak pertanyaan.

Bruce Gernon

Bruce Gernon ()

Bruce Gernon memulai perjalanan dari Andros Town Airport di Bahama menggunakan pesawat Beechcraft Bonanza A36 bersama dengan ayah dan rekan bisnisnya, Chuck Lafeyette.

Dalam penerbangan, Bruce melihat awan besar dengan perkiraan ketinggian 18 km dari darat. Saat itu mereka berada dekat dengan pulau Bimini.

Manuver untuk menghindari awan tersebut pun dilakukan. Sambil menghindar, Bruce memerhatikan bahwa awan tersebut berubah bentuk dan melengkung seperti donat dengan diameter 48 km.

Pesawat pun terjebak di dalam "awan donat" tersebut.

Baca juga: Bluetooth, Teknologi Nirkabel yang Terinspirasi dari Seorang Raja

Setelah menerbangkan pesawatnya sejauh 20 km, Bruce melihat sebuah celah pada sisi barat awan dan memilihnya sebagai jalur untuk keluar dari awan.

Ilustrasi kisah Bruce saat melarikan diri melalui lorong awan ()

Terbang melewati celah tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 detik.

Dalam cerita yang dibagikan, Bruce mengatakan bahwa di dalam celah pelarian itu ia sempat merasa (sekitar lima detik) pesawat terbang tanpa beban dan kecepatan pun bertambah.

Baca juga: Gol Meksiko ke Gawang Jerman Menyebabkan Gempa di Mexico City

Setelah berhasil lolos, Bruce kemudian menyadari bahwa ia sudah terbang selama 34 menit dan berada di Palm Beach. Artinya, dari Bandara Andros Town sampai ke Palm Beach hanya memakan waktu 47 menit. Padahal jarak tersebut biasanya ditempuh dalam waktu 75 menit.

Pertanyaan yang tersisa dari kisah ini adalah bagaimana cara Bruce mencapai jarak 402 km hanya dalam waktu 47 menit. Apakah berhubungan dengan kesaksian Bruce mengenai pesawat yang terasa ringan?