Danau Matano, Danau Terdalam di Indonesia dan Terdalam Ke-12 di Dunia

By Ade Sulaeman, Minggu, 24 Juni 2018 | 16:32 WIB
Danau Matano di Sulawesi Selatan terbentuk oleh sesar yang terus bergerak hingga kini. Danau terdala (Tantyo Bangun)

Danau Toba di Sumatera Utara sedang menjadi sorotan media, baik dalam maupun luar negeri. Penyebabnya adalah tragedi KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin (18/6/2018).

Hingga berita ini diturunkan, 192 orang dikabarkan hilang dan tiga orang dipastikan tewas. Walau belum menemukan titik terang, namun pencarian masih terus dilakukan.

Baca juga: 5 Kejadian Kontroverisal yang Tidak Terlupakan Dalam Piala Dunia

Salah satu hal yang menyulitkan Basarnas dalam melakukan pencarian adalah kedalaman lokasi kejadian. Situs worldatlas.com menyebutkan bahwa kedalaman Danau Toba mencapai 1657 kaki atau 505 meter. Kedalaman yang menempatkan Danau Toba sebagai danau terdalam ke-16 di dunia.

Meski menjadi salah satu danau terdalam di dunia, namun Danau Toba hanya berada pada posisi kedua sebagai danau terdalam di Indonesia. Posisi nomor satu mungkin tidak banyak diketahui oleh banyak orang, namun faktanya, danau ini memang danau terdalam di Indonesia.

Danau Matano di Sulawesi Selatan menyandang predikat danau terdalam di indonesia. Worldatlas.com menempatkan Danau Matano sebagai danau terdalam ke-12 di dunia dengan kedalaman 1936 kaki atau 590 meter. 40 meter lebih dalam dibandingkan dengan Danau Toba.

Ada banyak hal menarik mengenai danau yang memiliki gua tengkorak serta ikan purba di dalamnya tersebut. Kisah tersebut diceritakan oleh Husain di Kompas.com dalam artikel berjudul "Ikan Purba dan Gua Tengkorak di Danau Matano". Berikut ini kisah yang dibagikan oleh Husain.

Danau Matano adalah satu dari tiga danau yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Lokasi ini banyak menyimpan cerita sejarah dan juga daya tarik akan keindahan panorama alam. Di Danau Matano terdapat gua bawah air serta dihuni ikan purba.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari Pusat Kabupaten Luwu Timur, tepatnya di Kecamatan Malili, dengan menggunakan kendaraan angkutan umum yang jarak tempuhnya berkisar 60 km, saya pun tiba di dermaga penyeberangan perahu Sorowako di Kecamatan Nuha.

Baca juga: Kekurangan Narapidana, Lebih dari 20 Penjara di Belanda Ditutup

Terlihat aktivitas bongkar muat penumpang di dermaga penyeberangan, pada Sabtu (16/6/2012) pagi cukup ramai, di mana beberapa perahu rakit penyeberangan (raft), ada yang baru saja bersandar di dermaga. Ada pula yang siap untuk menyeberangkan penumpangnya dengan tujuan ke Dermaga Nuha, yang berada di seberang danau.

Dermaga penyeberangan Sorowako setiap harinya ramai dengan aktivitas bongkar muat penumpang, di mana rakit tidak hanya mengangkut warga, tetapi juga dapat mengangkut kendaraan bermotor roda dua hingga empat, baik dari Sorowako maupun sebaliknya. Dermaga ini adalah dermaga penghubung transportasi danau antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat yang bermukim di Kabupaten Morowali dan sekitarnya.