Karena Viral, Video Eksperimen Penculikan Anak Justru Menjadi Bencana

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 29 Juni 2018 | 15:52 WIB
Video eksperimen penculikan yang menimbulkan kerusuhan di India. (Youtube)

Beberapa waktu belakangan ini, aplikasi percakapan memang menjadi sarana favorit untuk berkomunikasi. Kemudahan, hemat pulsa, dan fitur lain yang ditawarkan menjadi alasan utama di balik meningkatnya tren tersebut.

Walau memiliki banyak manfaat bagi kebanyakan orang, namun aplikasi percakapan juga mampu menjadi senjata yang dapat menyerang balik. Salah satunya terjadi di India. Video eksperimen penculikan akan justru menimbulkan bencana sosial.

Baca juga: Surat-surat Einstein yang Berisi Kisah Pelariannya dari Nazi Terungkap

Video yang memiliki pesan sosial ini dibuat di Pakistan agar orangtua tidak lalai dalam mengawasi anak-anak mereka.

Dua orang aktor menggunakan sepeda motor dan mendekat kepada sekelompok anak di pinggir jalan. Salah satu aktor kemudian "menculik" salah seorang anak dan memacu motor mereka.

Pada bagian akhir video, para "aktor" membentangkan spanduk bertuliskan "Hanya butuh beberapa saat untuk menculik seorang anak dari jalan-jalan di Karachi."

Namun orang-orang yang tak bertanggungjawab melakukan "manipulasi" pada video tersebut. Bagian akhir video tersebut dihilangkan. Mereka bahkan menambahkan informasi palsu bahwa ada 200 penculik mendatangi kota mereka.

Pesan palsu yang tersebar lewat WhatsApp. (Youtube)

Video yang sudah dimanipulasi ini akhirnya viral melalui Whatsapp di India. Bukan tanpa alasan, Bangalore, salah satu kota besar di India ditulis sebagai kota di mana para penculik tersebut datang.

Baca juga: Kaitan Antara Bulu Lebat dengan Tingkat Libido Wanita Menurut Sains

Ketakutan yang terjadi di tengah masyarakat India semakin menjadi ketika media setempat turut serta mengabarkan informasi salah tersebut.

Beberapa warga menyerang warga asing. (Youtube)

Histeria massa tak terhindarkan. Masyarakat menjadi curiga terhadap para pendatang. Beberapa bahkan bertindak terlalu jauh, mereka main hakim sendiri terhadap orang yang mereka anggap sebagai penculik.