Penemuan ikan Arapaima gigas di aliran sungai Brantas, Sidoarjo, Surabaya, yang memiliki ukuran setinggi orang dewasa, mengejutkan warga setempat, pada Senin (25/6) lalu.
Penemuan itu juga ramai diperbincangkan di internet dan media massa karena Arapaima gigas termasuk predator ikan air tawar. Keberadaannya di sungai Brantas akan menimbulkan bahaya bagi fauna akuatik asli Indonesia di sana.
Dr. Renny Kunia Hadiaty dan dr. Haryono, peneliti Iktiologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, memberikan saran kepada kita apabila menjumpai Arapaima gigas di perairan Indonesia.
Boleh dimakan
Menurut Haryono, jika melihat ikan predator ini, sebaiknya segera ditangkap. “Ikan segera dikeluarkan dari perairan. Dagingnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena di negara asalnya pun daging ikan ini bisa dikonsumsi,” tuturnya.
Baca juga: Terisolasi di Dalam Gua, Buaya Afrika Ini Memiliki Warna Oranye
Sementara itu, Renny meminta agar pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat – terutama pemelihara ikan hias – terkait pembuangan ikan di sungai-sungai Indonesia.
“Peraturan larangan masuknya ikan Arapaima gigas ke perairan Indonesia telah diterapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2014. Sebaiknya segera dilakukan sosialisasi pada para pelaku, pengusaha, dan pemelihara ikan hias, serta segera diterapkan. Kenakan sanksi bagi para pelanggar aturan tersebut,” papar Renny.
Bisa membunuh ikan asli Indonesia
Kedua peneliti LIPI ini menjelaskan, Arapaima gigas merupakan salah satu jenis ikan tawar yang memiliki bentuk unik. Itulah sebabnya banyak orang yang tertarik dengan ikan jenis ini.
Namun sayangnya, Arapaima gigas cukup berbahaya untuk ikan asli Indonesia -- apalagi ia bersifat karnivor atau predator. Arapaima gigas akan memakan ikan jenis lain, krustasea, katak, dan burung yang dijumpai di sekitar permukaan perairan.
Predator air tawar ini dapat menjadi kompetitor untuk ikan asli dalam mendapat makanan maupun pemanfaatan ruang. Dengan ukurannya yang mencapai 3-4 meter dan berat ratusan kilogram, Arapaima gigas tentu bisa menghabiskan fauna akuatik asli di perairan mana pun.